Aktifitas wisatawan di Balai Banjar Tengah Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. (BP/nik)

Oleh Ida Ayu Candrawati, SST.

Bali dengan sejuta pesona wisatanya tidak lepas dari adat budaya dan agama yang dianut masyarakat Bali, ciri khas masyarakat Bali yang sangat bersahabat dan mudah bergaul terhadap wisatawan dan para pendatang memang tidak diragukan lagi. Berbeda dengan wilayah lain di Indonesia yang kearifan lokalnya sudah memudar, Bali masih bisa mempertahankannya dan masih eksis hingga sekarang.

Hal tersebut membuat Pariwisata Bali menjadi semakin terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi sampai ke mancanegara. Berkembangnya pariwisata di Bali pada akhirnya mengundang banyak orang dari luar Bali tertarik untuk mencari peluang pekerjaan dan usaha di Bali dari perputaran perekonomian pariwisata Bali.

Jumlahnya semakin hari semakin banyak, dan tidak dipungkiri para pendatang yang berasal dari provinsi lain di Indonesia dan luar Negeri ternyata berhasil menjadi pelaku usaha di Bali, sementara bagaimana dengan masyarakat Bali? Apakah perputaran perekonomian pariwisata Bali dapat dinikmati oleh masyarakat Bali?

Perkembangan pariwisata Bali dari tahun ke tahun seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat Bali yang merupakan pemeran utama dalam adat dan budaya Bali. Tidak dipungkiri wisatawan domestik dan mancanegara datang ke Bali karena kearifan lokal Bali yang tidak didapatkan di wilayah lain. Adat, budaya dan agama yang masih dipertahankan dan dilestarikan masyarakat Bali adalah kunci utama dari pariwisata Bali, tanpa itu Bali tidaklah menarik seperti saat ini.

Baca juga:  Wisata Puri di Tabanan, Upaya Pertahankan Warisan Budaya Bali

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali pada bulan Desember 2018 mencapai 498.819 kunjungan, dan jika dibandingkan dengan bulan Desember 2017, jumlah kunjungan wisman mengalami peningkatan 57,90 persen.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Bali pada bulan Desember 2018 mencapai 57,62 persen dan hal ini menunjukkan peningkatan 1,70 poin di bandingkan bulan November 2018. Sementara, jika dilihat dari jumlah hotel dan restoran yang ada di Bali, jumlahnya terus meningkat tiap tahunnya.

Pada tahun 2017 BPS Provinsi Bali mencatat jumlah hotel yang ada di Bali sebanyak 4.874 Hotel yang terdiri dari 551 hotel berbintang dan 4.323 hotel nonbintang dan jumlah ini sangat memungkinkan bertambah lagi tiap tahunnya. Sejalan dengan perkembangan hotel di Bali,  jumlah restoran dan rumah makan di Bali pada tahun 2017 tercatat sebanyak 2.251 jumlah ini tercatat mengalami peningkatan jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya.

Potensi membuka usaha dan mencari pekerjaan dalam sektor pariwisata memang sangat menggiurkan, terutama bagi para investor dan para pencari kerja yang berasal dari luar Bali. Dengan kemampuan permodalan yang besar investor luar Bali dapat membuka usaha dengan kualitas yang berstandar tinggi ditengah suguhan budaya dan alam Bali yang sungguh memesona.

Baca juga:  Penting, Bangun Masyarakat Berbudaya dan Kadarkum

Sementara itu, peluang usaha mikro kecil dan menengah disektor jasa, perdagangan, penyedia makanan dan minuman juga menarik para pendatang untuk mencoba peruntungannya. Tidak jarang kita menemukan banyak aneka usaha makanan dan minuman di Bali yang laris di pasaran, namun bukan merupakan makanan khas Bali dan sebagian pelaku usahanya pun berasal dari luar Bali. Sementara masyarakat Bali lebih tertarik untuk menyewakan lahan mereka dan enggan terlibat secara langsung dalam usaha tersebut.

Serbuan pendatang dari luar Bali kini mulai mempengaruhi kultur khas Bali dalam hal seni bangunan. Bangunan yang ada di Bali kini banyak yang tidak lagi mengikuti aturan bangunan Bali, dan hal ini mulai nampak di wilayah Denpasar dan sekitarnya. Selain itu, alih fungsi lahan semakin marak dari lahan pertanian perlahan tapi pasti mulai berubah menjadi bangunan.

Pembangunan fisik di Bali banyak yang tidak memperhatikan peresapan dan saluran air sehingga menimbulkan banjir yang sudah mulai dirasakan Bali saat ini. Pariwisata Bali sangat mengandalkan indahnya pesona alam dan budaya Bali, tetapi di sisi lain pesona alam dan budayanya mulai bergeser seiring dengan kemajuan dan perkembangan pariwisatanya.

Baca juga:  Budaya Agraris sebagai Jiwa Pariwisata Bali

Lalu bagaimana dengan masyarakat Bali? Apakah masyarakat Bali secara ekonomi dapat menikmati perkembangan pariwisata yang ada di Bali? Masyarakat Bali dilahirkan dengan bakat seni dan bagaimana masyarkat Bali menyadari dan memanfaatkan potensi tersebut sangatlah penting.

Banyak hal yang dapat dihasilkan oleh masyarakat Bali dengan bakat seni dan kreativitasnya, baik itu dalam hal jasa, perdagangan, kuliner, kerajinan tangan, bahkan dalam penyediaan akomodasi pariwisata. Campuran budaya Bali yang kental dengan kreativitas akan menghasilkan usaha yang bernilai tinggi yang laku dipasaran. Masyarakat Bali hanya perlu memperhatikan peluang usaha yang laku dipasaran saat ini. Daya saing yang positif terhadap pendatang saat ini diperlukan, sehingga masyarakat Bali mampu menghasilkan usaha yang laku dipasaran.

Pengayoman dari pemerintah dan tokoh masyarakat sekitar diharapkan dapat membuka jalan untuk pengembangan potensi masyarakat Bali. Solidaritas antarsesama masyarakat Bali perlu ditingkatkan untuk saling membantu dalam membangun usaha. Masyarakat Bali diharapkan dapat lebih luas membuka mata terhadap setiap peluang usaha. Saatnya bangkit dan merealisasikan setiap potensi yang dimiliki Bali, dengan begitu masyarakat Bali tidak lagi menjadi pemeran utama dalam adat dan budaya Bali, tetapi juga menjadi pemeran utama roda perekonomian dalam pariwisata Bali.

Penulis, Statistisi Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *