Lokasi tempat korban digigit ular pada Rabu dini hari. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Seorang bocah, Ismi Nursaubah meninggal dunia setelah menjalani perawatan pada salah satu rumah sakit swasta di Gianyar Rabu (27/2). Beberapa jam sebelum meninggal, gadis 12 tahun ini diketahui sempat digigit ular saat tidur di salah satu kamar pada rumah makan yang dikelola orang tuanya, Kelurahan Sampalangan, Kecamatan Gianyar.

Pihak keluarga telah mengikhlaskan kejadian ini. Lantas membawa jenazah korban ke rumahnya di Jembrana untuk dimakamkan.

Saat didatangi ke TKP, hanya ada paman korban, Ibrahim. Menurut Ibrahim, keponakanya itu digigit ular pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 Wita.

Saat itu korban dan orangtuanya serta adiknya sedang tidur di kamar yang berada di pojok belakang warung. “Pagi sekitar jam 3, keponakan saya bangun karena digigit ular. Dia tidak nangis sama sekali, bahkan sempat bermain,” katanya.

Baca juga:  Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Meninggal Dunia

Ular beracun tersebut diduga datang dari semak-semak yang berada di belakang kamar korban. Mengetahui di kawasan itu terdapat ular, Ibrahim pun mencari ular tersebut. “Setelah ditangkap, saya tanya ke ibu keponakan saya, ular ini mau diapakan. Katanya, jangan dibunuh, biarin saja hidup, karena waktu itu keponakan saya tidak ada terlihat sakit,” katanya.

Ibrahim mengatakan ular yang diduga menyebabkan tewasnya bocah kelas VI SD Negeri 7 Gianyar ini berukuran sebesar jari telunjuk, dengan panjang sekitar 50 centimeter (cm), berwarna hitam. Dikatakan setelah ditangkap ular itu dimasukan ke botol, lalu dibuang ke Tukad Pakerisan.

Baca juga:  Dari Bali Jalani PPKM Level 3 hingga Luhut Soroti Perayaan Agama di Bali

Usai membuang ular itu pada Rabu pagi sekitar pukul 06.00 Wita keponakanya menunjukan gejala sakit. Setelah itu, merekapun membawa korban ke rumah sakit swasta terdekat.

Namun naas, nyawa keponakannya itu tidak tertolong. “Sempat diberi pertolongan oleh dokter, tapi keponakan saya tidak selamat,” katanya.

Menurut Ibrahim, korban telah dipulangkan ke kampung halaman ayahnya di Jembrana untuk dimakamkan sekitar pukul 09.00 Wita.

Sementara itu direktur RS Famili Husada dr. Made Koen Virawan menerangkan terkait laporan kronologis yang ia terima, bahwa pasien Ismi Nursaubah datang ke RS Famili Husada Rabu pagi sekitar pukul 05.30 wita. Dikatakan kala itu korban sudah dalam keadaan syok.

Baca juga:  Polda Bali Donasi Rp 2,86 Miliar untuk Sulteng

“Kejadiannya jam setengah 4 pagi digigit ular, dikira anaknya biasa saja karena masih bisa lari-lari, setelah itu kondisinya menurun, lemas, kemudian baru diantar ke RS jam setengah enam pagi,” katanya.

Dikatakan setiba di rumah sakit kondisi korban semakin memburuk. Pihaknya pun langsung memberikan penanganan, namun tidak berhasil, hingga akhirnya meninggal. “Korban sudah kritis di sel darah merah, coba dari setengah 4 dibawa ke sini kan langsung kita tangani,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *