DENPASAR, BALIPOST.com – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali memprediksi terjadi penurunan beban puncak (penggunaan) listrik saat Nyepi. Besarnya mencapai 35% hingga 40%.
Sementara hotel yang menggunakan listrik paling dominan juga mengalami penurunan sampai 25 persen. Diprediksi beban puncak saat Nyepi pada Kamis (7/3) turun menjadi 538,6 megawatt (MW).
Deputi Manajer Komunikasi PLN UID Bali I Nyoman Swiranata, mengatakan, pada Maret 2019 diprediksi beban puncak tertinggi mencapai 903 MW. Sementara sepanjang 2019 beban puncak diprediksi rata-rata mencapai 900,1 MW.
Dilihat dari penurunan beban puncak tahun-tahun sebelumnya, Swiranata memaparkan pada 2017 beban puncak saat Nyepi yaitu 506,9 MW. Sementara beban puncak tertinggi pada Maret di tahun tersebut mencapai 847 MW.
Pada 2018, beban puncak saat Nyepi tercatat 518,3 MW dan beban puncak tertinggi pada Maret yang sama mencapai 850,9 MW. “Sementara beban puncak yang terjadi 2017 rata-rata mencapai 851,5 MW dan 871,5 MW pada 2018,” ujarnya.
Dijelaskannya, penurunan beban puncak disebabkan oleh banyaknya kantor-kantor yang ditutup serta penerangan di rumah tangga yang mati total, terutama malam hari. Termasuk di hotel-hotel penggunaan listrik juga dikatakannya menurun hingga 25 persen.
Untuk menjaga kehandalan, pihaknya juga dikatakan siaga di masing-masing unit. Termasuk petugas PLN dari rumah masing-masing melakukan pemantuan dan siap siaga jika terjadi persoalan terkait kelistrikan. “Kami juga berkerjasama dengan para pecalang jika terjadi permasalahan mendesak, agar kami bisa melewati jalanan untuk meluncur ke lokasi,” terangnya. (Citta Maya/balipost)