KPDK memasang spanduk Awig-awig Desa Adat Kubutambahan. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sejumlah warga yang mengatasnamakan Komunitas Pemerhati Desa Kubutambahan (KPDK) Minggu (10/3) kemarin melakukan aksi pemasangan spanduk di kawasan Bukit Teletubies yang konon akan dijadikan lokasi proyek Bandar Udara (Bandara) Internasional Bali Utara. Pemasangan spanduk ini diduga berkaitan dengan rencana pemanfaatan lahan Desa Pakraman Kubutambahan di Bukit Teletubies untuk dibangun bandara.

Pantauan di lapangan, spanduk yang dipasang itu berukuran sekitar tiga kali satu meter. Lokasi pemasangannya tidak jauh dari sebauh bangunan warung yang biasanya ramai dipadati pengunjung Bukit Teletubies. Dalam lembar sepanduk itu terdapat tulisan berbunyi “Awig Desa Kubutambahan Tahun 1990. Pasal 5 Krama Desa terdiri dari 1, Krama Desa Negak, 2 Krama Desa Lattan, dan 3, Krama Desa Sampingan. Pasal 23 berbunyi Tanah abian tegal hak milik Desa Adat Kubutambahan seluas 415, 895 hektar, dan Pasal 25 berbunyi Tidak diijinkan menjual atau mengesahkan tanah hak milik adat, kalau tidak mendapat persetujuan oleh krama desa.”

Baca juga:  Belum Ada Kejelasan 7 Tahun, DPD Fasilitasi Rakor Pembangunan Bandara Bali Utara

Sebelum dipasang, perwakilan KPDK Ketut Arcana Dangin bersama Gede Kastawan menjelaskan panjang lebar terkait aksi pemasangan spanduk itu kepada Camat Kubutambahan Made Suyasa dan Kapolsek Kubutambahan AKP Made Mustida, serta pecalang yang sudah lebih dulu hadir di lokasi bandara. Suasana sempat tegang karena prajuru tidak menginginkan pemasangan spanduk yang diduga bernuansa provokatif kepada masyarakat.

Namun demikian, perwakilan KPDK kemudian diizinkan memasang spanduk yang dibawanya itu. Setelah sempat dipasang sektar 15 menit, spanduk itu diturunkan oleh anggota pecalang dan polisi.

Usai penurunan spanduk itu, KPDK dan aparat terkait kemudian melanjutkan pertemuan di Pura Desa Pakraman Kubutambahan. Pertemuan dipimpin Kelian Desa Adat Kubutambahan Jero Pasek Warkadea.

Camat Kubutambahan Made Suyasa dalam pertemuan itu, menyarankan perwakilan KPDK dan desa pakraman untuk bicara dari hati ke hati. Apalagi baru saja usai merayakan Nyepi, sehingga pihaknya mengajak untuk sama-sama menjaga situasi wilayah tetap kondusif dan harmonis.

Baca juga:  Pengusaha Bali akan Ikuti PPKM Darurat, Pemerintah Diminta Beri Bantuan

Ketua KPDK Ketut Arcana Dangin mengatakan, pihaknya memasang spanduk Awig Desa Adat di Bukit Teletubies agar diketahui oleh komponen masyarakat. Dirinya memastikan kalau aksi pemasangan spanduk tidak ada kepentingan pribadi, apalagi dianggap provokator.

Sebaliknya, aksi itu dilakukan karena dari pengamatannya selama ini belum banyak masyarakat Kubutambahan yang mengetahiui isi dari awig-awig yang disahkan tahun 1990 tersebut. “Kami dibentuk atas kesepakatan dengan dan nama KPDK. Tujuannya bukan sebagai provokator, sebaliknya perkumpulan ini untuk memantau kondisi di Desa Kubutambahan. Kami juga memberi saran solusi sesuai kemampuan yang ada pemegang kebjakan dan kepentingan,” katanya.

Sementara itu, Kelian Desa Pakraman Kubutambahan Ketut Warkadea mengatakan, pemasangan spanduk seharusnya dilakukan lebih elegan dan momen yang tepat. Ini karena, wacana pemerintah pusat membangun bandara sudah mendekati kenyataan.

Untuk itu, aksi pemasangan spanduk, apalagi di lokasi yang sedang dikaji untuk lokasi bandara, kalau dibiarkan khawatir terdampak tidak baik ke depannya. Sedangkan, terkait isi awig-awig yang belum diketahui masyarakat, Warkadea menyatakan, desa pakraman tidak akan menjual tanah kepada investor yang akan membangun bandara.

Baca juga:  Diduga Lakukan Penipuan, Oknum Dokter Diadili Kasus Rp 1,5 Miliar

Sebaliknya, desa pakraman sendiri akan memasukan asetnya sebagai penyertaan modal dalam investasi bandara tersebut. Dengan pola ini, desa pakraman mendapat keuntungan selain penyertaan modal, namun ada kontribusi lain setelah bandara terbangun dan beroperasi. Terkait dengan pernyertaan modal itu, Warkadea memastikan akan disosialisasikan oleh pemerintah kepada semua elemen masyarakat.

Untuk itu, ia mempersilakan saat sosialisasi ini dimanfaatkan oleh siapapun warga untuk menghadiri dan meminta penjelasan terkait proyek bandara dan lahan yang akan dimanfaatkan. “Yang ada penyertaan modal desa pakraman dan ini akan diuntungkan dan masyarakat diayomi dan kontribusi lain apa itu Corporate Sosial Responsibility (CSR) akan diberikan kalau sudah dibangun. Nanti akan ada sosialisasi lagi, jadi silahkan diikuti,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *