Kondisi jalan amblas di Dusun Serai, Desa Penglumbaran, Susut. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Jalan di wilayah Dusun Serai, Desa Penglumbaran, Susut putus sejak sebulan terakhir. Kondisi itu dipicu tersumbatnya saluran irigasi yang mengakibatkan air meluber hingga menggerus badan jalan. Lantaran tak bisa dilalui kendaraan, warga Dusun Serai yang hendak menuju Sulahan terpaksa melalui jalan memutar ke Kayuambua.

Pantauan, Senin (11/3), panjang badan jalan yang putus karena amblas mencapai kurang lebih lima meter, dengan lebar sekitar 3 meter. Dua buah drum bekas dan garis polisi tampak terpasang di sekitar lokasi, untuk mendandai agar warga berhati-hati. Meski jalan aspal amblas, sejumlah warga yang mengendarai sepeda motor terlihat tetap nekat melintas di jalan itu. Mereka melintas di bahu jalan yang dilalui aliran air.

Baca juga:  Distribusi Beras Lokal Jangkau PNS di Nusa Penida

Nengah Susila, salah seorang pengendara yang dijumpai saat melintas di lokasi mengungkapkan, jebolnya jalan di lokasi sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Penyebabnya karena saluran tersumbat sehingga menyebabkan air meluber dan menggerus badan jalan. “Sebelumnya jebolnya hanya sedikit, lama-lama makin lebar. Parahnya sekitar 10 harian ini,” ungkapnya.

Diakuinya Susila, kondisi jebolnya jalan sangat mengganggu aktifitas warga. Warga yang hendak menuju Sulahan namun tak berani melintas di lokasi, kini terpaka melalui jalur memutar ke Kayuambua.

Baca juga:  Jalan Rusak Akibat Bencana Rencana Ditangani 2023

Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Penglumbaran Wayan Artawan mengaku sudah melaporkan kondisi itu ke pemerintah daerah. Dalam musrenbang, jalan jebol itu, kata dia sudah masuk dalam perencanaan untuk ditangani menggunakan dana pasca bencana. “Nanti perbaikannya akan dianggarkan lewat dana pasca bencana,” jelasnya.

Artawan mengatakan meski kondisi jebolnya jalan tersebut terbilang parah, namun hal itu tak sampai mengakibatkan warganya terisolir. Sebab untuk menuju Sulahan, warganya yang ada di Dusun Serai masih bisa melalui jalan ke Kayuambua, yang merupakan jalur utama. Hanya saja, jarak yang harus ditempuh lebih jauh. “Kalau lewat Kayuambua bisa sampai 10-15 menitan. Kalau lewat lokasi cuma 5 menitan,” pungkasnya. (dayu rina/balipost)

Baca juga:  Penerapan TOSS, Dilirik Anggota DPRD Badung

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *