Jelang panen, padi petani rebah karena angin. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Menjelang panen padi, para petani sejumlah Subak di Jembrana dibuat puyeng. Sejumlah petak padi di sawah mereka rebah setelah diterjang angin dan hujan belum lama ini. Meskipun masih bisa dipanen, namun hasil yang didapat kurang maksimal.

Seperti yang terlihat di subak Pendem dan Subak Tegal Lantang di Dauhwaru, Senin (11/3). Dari pengamatan tanaman padi petani yang sudah menguning nampak rebah rata dengan tanah.

Hamparan padi yang rebah hampir merata dan hanya sedikit yang masih terlihat berdiri tegak. Menurut para petani, padi yang siap dipanen ini rebah karena diterjang angin belum lama ini.
“Hampir sekitar 60 are, semuanya rebah tersapu hujan dan angin,” terang Made Karta, salah seorang petani.

Baca juga:  Jalan Imam Bonjol Dilebarkan, Dikhawatirkan akan Tambah Krodit Selama Pengerjaan

Para petani ini berharap agar cuaca tetap cerah sehingga bulir padi yang sudah rebah tidak semakin terendam air. Meskipun masih bisa dipanen, padi yang sudah rebah itu kualitasnya turun dan otomatis harga jualnya juga anjlok.

Menurut Karta selama sepekan terakhir ini hampir seluruh petani mengeluhkan tanaman padinya rebah. “Kalau sudah rebah begini sulit dipanen, kalaupun ada yang beli pasti dipotong harganya,” keluh petani lainnya.

Baca juga:  Terlibat Narkoba, Oknum PNS Dibui Empat Tahun

Hal senada juga diungkapkan petani lainnya di Subak Tegal Lantang, Komang Merta. Petani penggarap ini mengaku mengarap lahan sekitar 80  are. Dan hampir semuanya rebah tersapu angin.

Pada musim tanam ini, sebelum padi akan panen juga sempat terserang hama. Namun saat itu serangan hama itu bisa dikendalikan dan tidak sampai meluas.

Bahkan padi bisa tumbuh dan siap panen. Namun, begitu akan panen, tanaman padinya rebah.

Baca juga:  Diterjang Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Pantai Pebuahan Rusak

Padi jenis Inpari yang ditanamnya rebah dan saat ini hanya beberapa petak yang masih berdiri. Saat belum rebah lalu, diakuinya padinya sudah dipanjar saudagar dengan harga antara Rp 300 ribu-Rp 325 ribu per are.

Tetapi dengan  kondisi rebah ini, dipastikan akan terpotong dari pembeli. Pihaknya juga memaklumi karena kondisi padi rebah, bulir padi melengket di lumpur. Sehingga akan lebih sulit dipanen. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *