DENPASAR, BALIPOST.com – Kebutuhan daging kambing di Bali sangat tinggi. Setiap bulan, Bali mendatangkan 9.000 ekor kambing dari Jawa Timur baik Banyuwangi maupun Jember. Maka, Pemerintah Provinsi Bali di tahun 2019 akan mengembangkan sentra peternakan kambing di Kabupaten Jembrana.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Bali drh. I Wayan Mardiana, MM., populasi kambing di Bali sangat rendah. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di Bali tidak mencukupi. Sehingga didatangkan sekitar 9.000 ekor setiap bulan dari Jawa Timur baik dari Banyuwangi maupun dari Jember.
“Jangankan untuk konsumsi, untuk pengembangan reproduksi saja masih sangat rendah. Tapi kita ketahui juga peternak kambing di Bali masih mengalami kendala,” ungkapnya.
Kendala yang kerap dialami peternak yaitu ternak kambing kerap mengalami penyakit kulit kambing (skabies). Sehingga kambing tidak mau makan dan mati. Untuk itu ke depan dari segi kesehatan sangat perlu dijaga terutama dalam menjaga sanitasi dan higienitas kandang kambing.
“Penyakit itu bisa kita kendalikan sepanjang kebersihan kandang itu terjamin. Antara kotoran dengan ternak kambing tidak menjadi satu. Jadi ada semacam kandang panggung sehingga kotorannya mudah dibersihkan. Sehingga badan kambing tidak bersentuhan langsung dengan kotoran kambing itu. Itu yang perlu kita lakukan,” ujarnya.
Akan dikembangkan beberapa sentra peternakan kambing di Jembrana. Pada tahap awal, pengadaan ternak kambing akan dilakukan pada pertengahan 2019. Ada 24 ekor kambing yang akan diberikan pada satu kelompok ternak di Jembrana.
Pemberian bantuan ini juga berdasarkan pengajuan proposal dari kelompok peternak kambing. Sehingga tahun ini hanya satu kelompok ternak yang diberikan bantuan, mengingat masyarakat lebih tertarik untuk beternak sapi.
Selain memberikan bantuan, ia juga memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada mereka tentang cara pemeliharaan kambing yang baik dan benar sehingga kelompok ternak penerima bantuan benar – benar bisa memelihara kambingnya dengan baik.
Saat ini peternakan kambing yang sudah ada yaitu di Singaraja seperti di Busungbiu, Sepang dan Puncak Sari. Peternakan kambing disana dikatakan cukup bagus. Begitu juga di Jembrana dikatakan sudah ada kelompok yang mengembangkan peternakan kambing. Namun perkembangbiakannya tidak sebanyak seperti yang ada di Buleleng.
Pengembangan peternakan kambing dikembangkan di Jembrana lantaran sesuai dengan instruksi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan). “Bahwa Jembrana dipilih sebagai sentra kambing, yang tadinya di Tabanan juga ada,” tandasnya.
Selain kambing juga dikembangkan sentra peternakan sapi di Buleleng, Klungkung, Karangasem dan Badung. “Masing – masing wilayah kita kembangkan potensi komoditasnya. Tidak menutup kemungkinan di wilayah lain bisa dikembangkan sapi, sepanjang masyarakat sudah terbiasa memelihara sapi Bali. Kita juga akan kembangkan sepanjang kelompok itu memohon bantuan untuk pengembangan ternak sapi,” bebernya.
Ia berharap, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging kambing, Bali dapat memenuhi kebutuhan konsumsinya sendiri. Selain itu juga dapat untuk memenuhi kebutuhan untuk kurban umat lain.(citta maya/Balipost)