SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Pertanian (Distan) Buleleng mulai Jumat (15/3) hari ini menggulirkan vaksinasi anjing rabies massal. Vaksiansi gratis ini menyasar 70 persen dari estimasi populasi anjing liar di Bali Utara yang tercatat sebanyak 1.033 ekor.
Pencanangan vaksinasi masal dipusatkan di Desa Banjar, Kecamatan Banjar dan berlanjut ke semua desa/ kelurahan hingga April 2019 mendatang. Dinas Pertanian (Distan) Buleleng mulai Jumat (15/3) hari ini menggulirkan vaksinasi anjing rabies massal. Vaksinasi gratis ini menyasar 70 persen dari estimasi populasi anjing liar di Bali Utara yang tercatat sebanyak 1.033 ekor. Pencanangan vaksinasi massal dipusatkan di Desa Banjar, Kecamatan Banjar dan berlanjut ke semua desa/ kelurahan hingga April 2019 mendatang.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng Made Sumiarta Kamis (14/3) mengatakan, vaksinasi anjing rabies massal ini adalah program rutin semenjak kasus penularan virus rabies merebak di Bali termasuk di Buleleng. Vaksinasi masal ini untuk mencegah penularan virus rabies menyerang anjing dan hewan penular rabies (HPR) lainnya.
Dari data estimasi populasi anjing di daerahnya hingg sekarang tercatat sebanyak 1.033 ekor. Ribuan ekor pupulasi anjing tersebut didominasi anjing lokal. Estimasi populasi anjing sebanyak itu sampai sekarang maish menebar ancaman akan menularkan virus rabies, sehingga vaksinasi massal ini digulirkan untuk mencegah penularan yang semaki meluas.
Dari total estimasi populasi anjing tersebut, ditargetkan sebanyak 70 persen-nya anjing milik warga akan disuntik VAR. Untuk mencapai target tersebut, sejauh ini Distan sudah menyiapkan stok VAR sebanyak 210 ribu vaksin.
Menurut Sumiarta, target vaksinasi anjing rabies masal sebenarnya bisa lebih dari 70 persen. Itu bisa dicapai dengan catatan warga berperan aktif dan sadar untuk mendukung program pemeirntah ini dengan cara mengikat atau mengkandangkan anjing dan HPR lain. Kalau kesasdaran itu tumbuh dan anjing dikandangkan dengan baik, otomatis capaian vaksin rabies masal ini akan lebih optimal.
Untuk itu, dirinya menghimbau agar warga proaktif dan mau mengikat anjing peliharaanya, sehingga ketika ada jadwal vaksinasi massal, petugas bisa menyuntikan VAR. Selain itu, dirinya juga meminta kesadaran warga membawa anjing yang akan di-vaksin ke Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) di setiap kecamatan.
“Seperti dari pengalaman terdahulu kendala kita adalah anjing masih bayak diliarkan, sehingga petugas kami kesulitan memvaksin. Nah, dalam vaksinasi massal ini, saya meminta agar anjing diikat atau membawa ke Pos Keswan, sehingga capaian vaksinasi massal ini melebihi target,” katanya.
Zona Merah
Memasuki tahun 2019 temuan kasus rabies di Buleleng masih tergolong tinggi. Bahkan, catatan terbaru di tahun ini, enam desa di Buleleng masuk zona merah penularan virus rabies.
Enam desa yang masuk zona merah tertular virus rabies dalam tahun ini yakni Desa Unggahan, Kalianget, dan Desa Munduk Besatala (Kecamatan Seririt), Desa Cempaga, Banyuseri, dan Desa Banjar (Kecamatan Banjar).
Menurut Sumiarta, desa yang masuk zona merah itu berdasarkan temuan kasus gigitan yang dinyatakan positif tertular virus rabies pada anjing. Untuk itu, dalam vaksinasi rabies masal ini, diprioritaskan anjing-anjing di zona merah itu sendiri. Setelah itu, baru menginjak ke desa zona kuning atau desa yang aksesnya berdekatan dengan desa yang masuk zona merah.
Selain itu, sampai batas akhir vaksinasi rabies massal, Distan akan kembali melakukan penyisiran menyasar anjing-anjing yang tercecer. Nantinya vaksinasi anjing tercecer itu dilakukan oleh para dokter hewan yang ditugaskan di setiap Balai Penyuluh Pertanian (BPP). (Mudiarta/Balipost)