AMLAPURA, BALIPOST.com – Gunung Agung belakangan ini lebih sering erupsi. Setelah mengalami erupsi pada Jumat (15/3), pada Minggu (17/3), gunung tertinggi di Bali itu lagi-lagi mengalami erupsi.
Bahkan kali ini erupsi terjadi sebanyak dua kali. Kendati demikian, tidak mengganggu aktivitas warga yang bermukim di kaki Gunung Agung. Termasuk, pelaksanaan Karya Agung Panca Wali Krama di Besakih tetap berjalan normal seperti biasa.
Kepala Pos Pantau Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Dewa Gede Mertayasa, Minggu (17/3) mengungkapkan, kalau Gunung Agung pagi ini kembali erupsi. Kata dia, erupsi sekarang ini terjadi sebanyak dua kali yakni pada pukul 08.03 Wita dan pukul 10:30 Wita.
“Erupsi pertama tinggi kolom abu lebih rendah dari sebelumnya. Kalau sebelumnya ketinggian kolom abu mencapai 1.000 meter. Tapi erupsi yang terjadi sekarang pertama ini ketinggian kolom abunya hanya 5.00 meter di puncak kawah. Dan erupsi yang kedua tinggi kolom abu teramati lebih tinggi dari erupwi pertama yakni 600 m di atas puncak,” ujarnya.
Dewa Mertayasa menambahkan, jika warna abu yang dikeluarkan berwarna kelabu, dipastikan disertai dengan abu vulkanik. Abu vulkanik lebih condong mengarah ke sebelah timur.
Erupsi pertama terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan durasi ± 39 detik. Sementara erupsi kedua terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan durasi ± 1 menit 16 detik. “Letusan pertama arah abu condong ke timur. Begitu juga yang kedua sama arahnya condong ke timur. dipastikan wilayah timur terpapar abu vulkanik. Hanya saya kita belum dapat laporan ada wilayah yang terpapar hujan abu,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, di tengah status Gunung Agung masih level III (siaga) potensi untuk terjadinya erupsi masih ada. Hanya saja, karena belakngan gunung tertinggi di Bali itu sering erupsi, maka potensi untuk terjadinya erupsi besar masih kecil.
Mengingat, dengan terjadinya erupsi, tekanan energi magmatik atau gas-gas yang ada di perut gunung menjadi berkurang karena sudah keluar. “Potensi erupsi besar masih belum. Palingan erupsi-erupsi kecil seperti ini saja. Bila ada lontaran masih di radius 4 kilometer,” ujarnya.
PVMBG menghimbau, bagi masyarakat di sekitar Gunung Agung tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas di radius 4 kilometer. Termasuk pengunjung atau wisatawan juga tak diijinkan untuk melakukan aktivitas pendakian ke puncak Gunung Agung.
Sebab, gunung tertinggi di Bali itu bisa mrngalami erupsi sewaktu-waktu. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi, terutama pada musim hujan.
Sementara itu, sekretaris Karya Panca Wali Krama, Aji Ngurah Putu menyatakan, meskipun Gunung Agung mengalami erupsi sebanyak dua kali. Namun hal itu tidak berdampak terhadap pelaksanaan karya di Besakih.
Karena pelaksanaan karya tetap berjalan seperti biasa. “Astungkara tak berpengaruh. Pemedek yang tangkil untuk melakukan persembahyang hari ini mulai ramai,” kata Ngurah Putu. (Eka Parananda/balipost)