DENPASAR, BALIPOST.com – Polda Bali dan Polresta Denpasar mematangkan persiapan pengamanan Pemilu 2019. Pada Selasa (19/3) digelar simulasi di Lapangan Puputan Margarana, Renon, Denpasar Timur.
Dalam simulasi tersebut, diperagakan massa berjumlah ratusan orang mengamuk dan memprotes proses pemilu. Melihat massa makin beringas, pasukan Polda Bali dan Polresta Denpasar berusaha menghadangnya.
Mereka merupakan massa salah satu pasangan calon presiden yang tidak terima karena capresnya dilempar sekelompok orang saat berkampanye. Awalnya pasukan Satsabhara Polresta Denpasar dengan menggunakan tameng berupaya melakukan negoisasi agar massa tenang. Namun situasi malah memanas.
Melihat kondisi itu, bantuan pasukan Dalmas Polda Bali termasuk tiga anjing dikerahkan. Massa malah melempari petugas. Mereka juga mencoba menerobos barikade yang dibentuk kepolisian.
Selanjutnya dikerahkan mobil water cannon milik Dalmas Polda Bali dan langsung menyemprotkan air ke arah massa. Secara bersamaan, Brimob Polda Bali yang sudah siaga sejak awal merangsek dengan meminta agar massa mundur sekaligus mengamankan beberapa orang yang diduga sebagai provokator.
Ratusan massa langsung lari tunggang-langgang. Ternyata situasi belum aman menyusul pembakaran Kantor Pos Polisi Renon. Ratusan pasukan Brimob mengendarai sepeda motor mengambil tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata. Selain itu, polisi kemudian menembak pelaku menggunakan peluru karet. Tak lama berselang, personel Korem 163/Wira Satya bersenjata laras panjang ikut terjun dan mengamankan objek-objek vital terutama di Kantor KPU dan Kantor Bawaslu.
Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose usai simulasi mengatakan, kegiatan Sispamkota ini dilakukan karena kurang satu bulan lagi sudah pelaksanaan pemilu. Kegiatan ini dilakukan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun dia lihat bahwa kesiapan dan kesiapsiagaan anggota sudah betul-betul menunjukkan profesional dari masing-masing skill. Dikatakan Kapolda, sistem pengendalian atau penanganan huru-hara saat terjadi unjuk rasa di lapangan, tetap mengedepankan atau sesuai koridor dan hak asasi manusia.
Sesuai MoU antara Kapolri dengan Panglima TNI, pihaknya akan meminta bantuan kepada TNI untuk pengamanan objek vital apabila terjadi sesuatu di luar dugaan pada saat pemilu. “Kerja sama dengan para stakeholders telah dilakukan. Sampai saat ini tidak kita temukan adanya gangguan atau hal-hal menonjol. Tidak ada juga tempat-tempat atau wilayah di Bali yang rawan. Kita patut bangga karena berdasarkan survei, Bali menjadi daerah aman kedua di Indonesia saat pelaksaan Pilgub Bali 2018,” tegasnya. (Kerta Negara/balipost)