SINGARAJA, BALIPOST.com – Akibat hujan deras sejak Rabu (20/3) dinihari, banjir terjadi di sejumlah tempat di Kota Singaraja. Salah satunya di Banjar Dinas Galiran, Desa Baktiseraga.

Ruas Jalan Laksamana terendam banjir dengan ketinggian air antara 25 Sampai 30 centimeter (CM). Banjir ini terjadi karena drainase di utara jalan tersumbat sampah.

Akibat badan jalan tergenang air, timbul kemacetan. Apalagi, jam masuk kantor dan anak sekolah.

Beberapa pengendara yang tidak sabar nekat menerobos derasnya aliran banjir, mengalami mogok di tengah jalan. Seorang warga, Jero Gede Madu (85) menuturkan, banjir seperti ini bukan kali ini terjadi. Namun setiap hujan deras dan berlangsung lama, air dari drainase di utara jalan itu pasti meluap dan menggenangi badan jalan.

Baca juga:  Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Akan Diusir dari Malioboro

Ia menyebut, penyebab banjir karena drainase yang lebih rendah dari aspal jalan. Sementara volume air tinggi dan ditambah parah drainase tersumbat sampah kiriman dari daerah hulu, sehingga banjir tidak dapat dihindari. Dirinya berharap, peristiwa banjir ini menjadi perhatian serius pemerintah. “Hujan tadi malam itu deras sekali dan begitu bangun pagi air sudah merendam jalan dan kendaraan macet. Ini banjir kesekian kali. Penyebabnya air tidak bisa mengalir karena drainase tersumbat. Selain itu, ada dak penutup di atas drainase terlalu rendah, sehinga saat volume bertambah, air tertahan dan meluap menggenangi jalan,” katanya.

Baca juga:  Kebijakan PPDB Harus Dibarengi Pemerataan Kualitas Sekolah

Sementara data di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Buleleng, Desa Baktiseraga masuk daerah langganan banjir dalam Kota Singaraja. Penyebab banjir ini karena drainase yang mengalami penyempitan dan tertutup sedimentasi.

Kondisi ini ditambah parah dengan prilaku warga membuang sampah di sungai, sehingga ketika hujan sampah menyumbat drainase. Tahun ini, Dians PUPR Buleleng telah menerima kucuran dana bantuan untuk penanganan banjir dalam kota dari pemerintah pusat. Dari bantuan senilai Rp 9,2 miliar itu, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali–Penida membangun sodetan untuk mengalirkan air ke timur menuju Sungai Banyuasri.

Baca juga:  Belasan Tower di Buleleng Bodong, Terbanyak di 2 Kecamatan

Selain itu, drainase di sepanjang Jalan Serma Karma dan kawasan permukiman di Jalan Jalak Putih akan dinormalisasi dan membuat pintu air, sehingga pada saat volume air naik tidak sampai meluber dan merendam badan jalan. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *