Akses jalan menuju Pantai Jasri, Kelurahan Karangasem putus akibat di terjnag banjir. Kondisi itu, membuat aktivitas nelayan menjadi terganggu. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Akses jalan menuju Pantai Jasri, Kelurahan Karangasem putus akibat di terjang banjir. Kondisi itu, mengakibatkan aktivitas para nelayan menjadi terganggu. Untuk dapat melitas, warga secara swadaya membangun jembatan darurat.

Seorang nelayan, Nengah Darma mengatakan, jalan putus sejak sebulan lalu. Kata dia, jalan ini sudah tiga kali putus akibat diterjang banjir. Karena sebelumnya, jalan sudah sempat dua kali putus di terjang banjir. Dan sekarang jalan kembali putus. “Jalan putus akibat terjangan banjir dari hulu sangat besar. Setiap hujan lebat di hulu air pasti besar membawa material kayu,” ungkapnya.

Darma menambahkan, agar nelayan bisa melintas untuk melakukan aktivitas, salah seorang warga terpakasa membangun jembatan darurat dengan memakai bamboo. Karena sebelum dibangun jembatan, warga maupun nelayan tidak bisa melintas.

Baca juga:  Sebanyak Rp 26,61 Triliun Kredit di Bali Telah Direstrukturisasi

“Jalan ini merupakan jalam umum. Selain aktivitas nelayan, setiap kajeng kliwon masyarakat lain juga ramai kesini untuk melukat. Termasuk masyarakat kalau nganyud juga banyak kesini (Pantai Jasri red). Kalau untuk melasti di utara,”katanya.

Dia mengataan, kendati sudah dibangun jembatan darurat, nelayan dan warga tidak bisa melintas memakai sepeda motor. Pasalnya, jembatan darurat yang di bangun khusus untuk pejalan kaki.”Nelayan yang hendak melaut terpaksa memarkir sepeda motornya di utara jalan yang putus. Kalau sebelumnya mobil dan sepeda motor dapat melintas,”katanya.

Baca juga:  Tambahan Kasus Bali Masih Dua Digit, Korban Jiwa COVID-19 Juga Dilaporkan

Nelayan lain, I Ketut Patra menjelaskan, putusnya jalan ini memang sangat menggu akrivitas para nelayan. Paslanya, nelayan yang melaut menajdi terganggu. Karena nelayan tidak bisa membawa sepeda motornya ke dekat perahu. “Untuk menuju ke perahu terpaksa jalan kaki. Jaraknya lumayan jauh capai 200 meteran. Arena motor harus di parker di utara,”katanya.

Atas kondisi ini, pihaknya berharap pebangunan jalan ini bisa segera dilakukan. Karena jalan ini merupakan satu-satunya menuju ke Pantai Jasri. Karena Selama ini, para nelayan yang menjual hasil tangkapannya bisa langsung di cari ke sini. Tapi, setelah jalan putus pembeli sulit langsung ke dekat perahu. Sehingga nelayan harus membawakan ke lokasi jalan putus.

Baca juga:  Hari Kedua, Pencarian Nelayan Tenggelam Masih Nihil

“Saya hanya berharap jalan bisa segera diperbaiki. Sehingga aktivitas masyarakat maupun nelayan bisa kembali normal. Sehingga mobil maupun sepeda motor bisa kembali melintas sampai ke dekat perahu,”harap Watra.

Sementara itu, Kadis PUPR I Ketut Sedana Mertha mengatakan, terkait putusnya jalan di menuju Pantai Jasri, pihaknya telah menganggarkan dana untuk biaya perbaiakan sekitara Rp 800 juta. Kata dai, untuk pembanguan disana nanatinya bakal menggunakan box culvert. “Sekarang masih dalam proses tender. Kita target perbaikan jalan mulai dilakukan pada Juni dan Oktober diharapkan sudah selesai diselesaikan,”tegas Sedana Mertha. (Eka Prananda/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *