Jokowi melakukan kampanye akbar di Banyuwangi, Senin (25/3). (BP/istimewa)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Calon Presiden (Capres) nomor 1, Joko Widodo (Jokowi) menggelar kampanye akbar di alun-alun Banyuwangi, Senin (25/3). Capres petahana ini memanfaatkan momen tersebut untuk menyemangati pemuda. Salah satunya, tak alergi membuka usaha.

Jokowi meminta anak muda tidak kalah sebelum perang. Misalnya, lantaran tidak memiliki modal dan peluang usaha. Menurutnya modal yang paling penting adalah kepercayaan

Sebagai inspirasi, Jokowi menceritakan kisahnya yang harus jatuh bangun dalam merintis karir usaha. Pada tahun 1970-an, rumah Jokowi dan keluarganya di dekat bantaran sungai digusur. Tidak diberi ganti rugi. “Sehingga saya dan keluarga harus menumpang ke aman. Kurang lebih hampir dua tahun,” katanya di hadapan ribuan pendukungnya.

Baca juga:  Pendidikan Widyalaya Resmi Diluncurkan

Masa kecil seperti itu, lanjut Jokowi, sangat mempengaruhi karakter perilaku. Setelah itu, Jokowi dan keluarga mengontrak rumah, berpindah hingga 5 kali.

Jokowi tidak pernah membayangkan bisa sekolah, apalagi mengenyam kuliah. Setelah menyelesaikan kuliah, Jokowi bekerja di sebuah BUMN di Aceh selama dua setengah tahun. Karena tidak kuat, dia kembali ke Solo, memulai usaha.

Ketika itu, dia tidak memiliki agunan ataupun modal, termasuk akses ke sektor keuangan. Dia mengaku hanya memiliki kepercayaan. “Jadi modal yang saya miliki adalah kepercayaan, tidak ada yang lain,” jelasnya.

Baca juga:  Bharada E Disidang Etik, Polri Hadirkan 8 Saksi

Jokowi mulai jualan di tingkat lokal. Hingga tembus skala nasional. Tahun ketiga sudah bisa ekspor.

Kala itu, lanjutnya, dirinya hanya mampu mengirim 1 kontainer dalam 3 bulan. Namun permintaan itu tetap diterima.

Ia mengaku sempat bingung untuk menyelesaikan pesanan itu. Akhirnya dia membagi-bagi ke teman-nya. Hasilnya, sebulan bisa ekspor 12 kontainer. Meski masih terlambat 6 kontainer.

Dengan pengalaman ini, Jokowi berpesan agar anak muda tidak pesimis. Apalagi kalah sebelum perang. Menurutnya dibutuhkan anak muda yang tangguh, tahan banting.

Baca juga:  Presiden Bicara di Hadapan 1.000 Millenial

Ia menyebut, jatuh bangkit lagi justru yang menjadi pendidikan di lapangan. “Anak-anak muda harus berani ambil risiko. Risiko harus dikalkulasi. Jangan berani ambil ambil risiko tapi awur-awuran. Itu yang nggak boleh,” tegasnya.

Menurutnya, banyak peluang bagi anak muda dalam era perubahan global. Kini, kaum muda cenderung membidik online. Padahal, penjualan offline juga menarik, Syaratnya, kemasan diperbaiki. Jokowi hanya sekitar dua jam berkampanye di Banyuwangi. Selanjutnya menuju Jember. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *