GIANYAR, BALIPOST.com – Pasca insiden plafon jebol, puluhan siswa SD N 2 Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring terpaksa harus belajar di halaman Selasa (26/3). Mereka siswa di dua ruangan yang kini sedang diperbaiki, yakni kelas II dan kelas III.
Dua orang guru wali kelas tampak mendampungi puluhan siswa mengikuti proses pembelajaran di halaman SD N 2 Pejeng Kangin Selasa pagi. Sejumlah siswa masih nampak trauma dengan kejadian plafon jebol yang mendadak terjadi pada Senin (25/3) siang.
“Memang ada anak kelas III masih trauma, “ ungkap Kepala SDN 2 Pejeng Kangin, Ida Ayu Nyoman Sukarini.
Dayu Sukarini menerangkan, puluhan siswa yang belajar di halaman sekolah dipandu oleh guru wali kelas masing-masing. Mereka diajak kegiatan rigem (riang gembira-red) seperti bernyayi dan tebak tebakan. “ Rigem ini untuk menghibur anak-anak biar tidak terbawa perasaan seperti kemarin,” terangnya.
Sementara siswa lain belajar seperti biasa di kelas masing-masing. Terutama siswa kelas VI diefektifkan, karena mereka akan menjelang ujian, apalagi dengan waktu yang cukup mendesak. Oleh karena sisa kelas hanya 4 ruangan, pihaknya merancang siswa kelas V dan VI masuk mulai pukul 10.00 WITA. “Besok mungkin diatur jadwal pembelajaran, “ katanya.
Sementara Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gianyar akan mempercepat proses rehab bangunan yang rusak tersebut. Bupati Gianyar memalalui Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar akan segera melakukan rehab terhadap bagian yang rusak pada bangunan tersebut. “Bupati sudah atensi, sekdis juga sudah kesini katanya akan dikasi bantuan sesegera mungkin biar bisa direhab secepatnya. Tadi, kami juga berunding rapat sama komite apakah rehab ini swakelola atau bagaimana jalan baiknya,” jelasnya.
Sementara Sekdisdik Gianyar I Wayan Sadra menerangkan, plafon pada bangunan tersebut akan menggunakan kerangka baja dan kalsiboard. Pihaknya juga akan mengecek kerangka atap termasuk mengganti genteng pada bangunan tersebut. “Sudah dikerjakan secepatnya, karena kita tidak mau pendidikan terlambat, apalagi dalam waktu dekat mau ada ulangan, “ katanya.
Untuk pengerjaan ini pihaknya menggunakan anggaran bencana sebesar Rp 200 Juta. Dana tersebut memang dialokasikan oleh Bupati Gianyar sebagai antisipasi bencana alam yang memicu kerusakan inrastruktur pendidikan.
“Bapak Bupati memberikan anggaran Rp 500 Juta khusus untuk penanganan cepat kerusakan infrastruktur sekolah akibat bencana saja. Tetapi kalau untuk rehab sejumlah bangunan SD dan SMP se – Gianyar itu dianggarkan sekitar Rp 13 Miliar lebih, dana itu dari DAK dan APBD induk 2019, “ katanya.
Berkaca dari insiden Sekdisdik Gianyar ini pun berharap kepada seluruh kepala sekolah untuk sensitif dan respon terhadap kondisi gedung sekolah masing-masing. “ Sensitif melihat kondisi gedung bila ada yang rusak, dan segera merespon dengan melaporkan ke dinas bila ada kerusakan, kalau menunggu kami yang mengecek kan lama, jadi diharapkan ada keaktifkan kepala sekolah melaporkan, dan pasti akan cepat kami tangani karena ini masalah pendidikan, “ tandasnya. (manik astajaya/Balipost)