Sampah kiriman nampak menumpuk di Pesisir Kusamba, melintang sampai Pesinggahan, karena terbawa arus. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com –  Cuaca buruk hujan disertai angin kencang, dalam sepekan terakhir, memicu gelombang laut menjadi tak menentu. Sampah yang mengalir ke laut dari sejumlah sungai di Bali, mulai terbawa arus ke timur, Rabu (27/3).  Akibatnya, pesisir pantai di sepanjang Pantai Kusamba, Kecamatan Dawan, menjadi tercemar sampah, dari pesisir Pelabuhan Rakyat Kampung Kusamba, Pelabuhan Banjar Bias, Pelabuhan Tri Buana hingga pesisir Desa Pesinggahan.

Sampah kiriman yang mengular di sepanjang garis pantai tersebut, amat mengganggu kelestarian lingkungan setempat. Sampahnya dari berbagai jenis, mulai dari plastik bekas bungkus makanan, hingga ranting dan batang pohon. Sampah kiriman ini mulai menyasar pesisir Kusamba, di tengah ombak yang cukup besar, hingga menyulitkan boat penumpang dan sampan barang untuk parkir di pesisir pantai itu. “Tumpukan sampah itu melintang di pesisir Pantai Kusamba sampai Pesinggahan. Jadi, boat harus memutar mencari celah agar bisa sandar menurunkan penumpang,” kata salah satu penumpang boat Gede Sudiatmika.

Baca juga:  Masih Banyak Sungai Tercemari Sampah 

Menurutnya, penumpukan sampah kiriman ke Pantai Kusamba memang kerap terjadi. Sebab, pesisir ini membentuk teluk yang membuat sampah kiriman kerap mencemari pantai itu. Bedanya, dalam kasus yang terbaru ini, sampah masih berada di tengah laut, belum sampai ke pantai. Ini yang membuat proses membersihkannya cukup sulit, karena jumlahnya amat banyak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, A.A Kirana, Rabu (27/3), mengakui sampah kiriman seperti ini memang kerap terjadi di pantai itu. Sehingga, dinasnya secara rutin sebagaimana instruksi Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, melakukan kegiatan bersih-bersih pantai setiap minggu. Khusus kasus ini, pihaknya mengaku akan berkoordinasi lebih dulu dengan pihak desa setempat. Kemudian, merancang kegiatan bersama masyarakat setempat untuk melakukan aksi bersih-bersih.

Baca juga:  Soal RUU Provinsi Bali, DPD-RI Serahkan Dukungan Resmi

Selain itu, pihaknya juga mengaku akan melakukan koordinasi dengan Pemprov Bali, karena ini berkaitan dengan kelestarian laut. Khususnya, bagaimana ke depan melakukan upaya mengurangi sampah yang langsung terbuang ke laut bersama aliran sungai yang membawanya. Ini menurutnya amat penting dalam upaya menggugah kesadaran warga, sebab jika persoalan ini terus dibiarkan, maka laut akan semakin tercemar dan merusak kehidupan makhluk hidup di dalamnya. “Gara-gara sampah kiriman ini, banyak nelayan juga mengeluh, lantaran mesin jukungnya jadi rusak, gara-gara sampah. Kami juga bisa bekerja sama dengan nelayan untuk membersihkannya nanti,” kata Kirana.

Baca juga:  Korban Jiwa Tambah Lebih Banyak, Kasus COVID-19 Baru Bali Masih Puluhan

Sementara BMKG Bali, Rabu (27/3), menyampaikan bahwa terkait perkembangan cuaca, perlu diwaspadai tinggi gelombang laut mencapai dua meter atau lebih di Selat Bali bagian Selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan dan Samudera Hindia Selatan Bali. Ini menandakan, proses penyembrangan penumpang dan barang dari tiga pelabuhan rakyat di Pantai Kusamba dan Nusa Penida maupun Jungut Batu, mesti tetap waspada terhadap ancaman gelombang. Demikian juga kepada para nelayan, agar sementara menunda melaut. Sedangkan, cuaca yang tidak menentu demikian, juga berpeluang terus menggiring sampah kiriman menuju Pantai Kusamba lagi.  (Bagiarta/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *