ERA Baru Bali bergulir di berbagai bidang. Gerakan ini merupakan reaksi cepat dan terukur dari spirit Nangun Sat Kerthi Lokal Bali yang digulirkan Gubernur Bali Wayan Koster. Tidak saja dalam pengembangan budaya, alam dan sumber daya manusia (SDM) Bali, gerakan ini juga bergulir dalam bidang ekonomi. Gerakan ekonomi berbasis budaya Bali, kini menguat dan diharapkan menjadi kekuatan utama Bali.
Penjabaran gerakan ekonomi berbasis budaya ini, menurut Gubernur Bali Wayan Koster, hendaknya menyatukan semua elemen di Bali. ‘’Gerakan penguatan ekonomi kami rancang tetap berlandaskan budaya Bali. Mengingat, budaya Bali telah menjadi kekuatan utama Bali. Hal ini pun telah didukung dengan sumber daya manusia Bali yang terkenal ulet, rajin, undagi atau inovatif serta kreatif,’’ jelasnya.
Untuk itu, Gubernur Koster berharap Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bali bersinergi dengan pemerintah daerah dan pelaku ekonomi, terutama swasta untuk bersama-sama mewujudkan industri kreatif berbasis budaya sebagai branding ekonomi Bali. Baik di bidang pangan, sandang maupun papan.
‘’Era baru Bali dirancang bermanfaat bagi manusia Bali dan alam Bali dalam konteks terjaganya kesinambungan pewarisan tradisi dan budaya Bali. Bali bergerak menuju penguatan ekonomi kerakyatan yang fundamental, sehingga Bali memiliki kemandirian,’’ ujarnya.
Ekonomi Bali, lanjut Koster, harus tumbuh, berkembang, dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat Bali. Ekonomi Bali haruslah tumbuh dengan tetap berbasis budaya dan ekonomi yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. “Bagi Bali ini harus menjadi agenda penting. Ini mestinya diwujudkan dengan kekuatan perekonomian yang bisa dijalankan oleh sumber daya lokal kita di Bali. Termasuk di dalamnya adalah pekerja dan juga pengusaha Bali agar ekonomi di Bali ini bisa tumbuh secara dinamis, bisa memberikan kesejahteraan sebesar-besarnya untuk masyarakat Bali,” tegas Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Koster yang sempat mendedikasikan diri di Badan Anggaran DPR-RI menjelaskan, ada beberapa langkah yang dilakukan menuju industri kreatif berbasis budaya yang berkaitan dengan perekonomian. Di bagian hilir, akan dibuat peta mengenai pengembangan sentra-sentra produk pertanian, perikanan dan industri lokal Bali di masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan potensinya.
Kemudian membangun industrinya dan menyalurkan produk-produk tersebut ke hotel, restoran, pasar swalayan, dan katering. “Dalam penjabaran program ini wajib, sesuai dengan Pergub No.99 Tahun 2018,” tandasnya.
Untuk itu, Gubernur Koster mengajak semua elemen di Bali bersinergi untuk mewujudkan kekuatan ekonomi Bali dengan mengelola potensi Bali secara arif dan tetap berpijak pada Tri Hita Karana serta terbangunnya keselarasan secara sekala dan niskala. (Adv/balipost)