PARTAI politik, politik dan bahkan demokrasi kerap menempel stigma negatif. Politik selama ini dkonotasikan dengan kehidupan yang keras, dunia laki- laki, busuk, jahat, stigmanya negatif. Semua stigma negatif itu ditumpukan sebagai brand partai politik, politisi dan demokrasi.
Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Bali IB Oka Gunastawa tak ingin terkungkung dengan stigma itu. Ia yang merupakan aktivis kampus sejak masih muda ini ingin merubah pola pikir dan mindset masyarakat terhadap partai politik. Maka dari itu ia mengusung politik bergembira.
Nasdem secara nasional hadir membawa roh baru seperti cara baru berpartai, politik tanpa mahar, dan DPP Nasdem juga memberikan kesempatan pada sumbu – sumbu pemikiran tumbuh dan berkembang dari daerah. “Jadi bukan langsung top down. Selam ini partai yang lazim di masa lalu, seolah – olah Jakarta yang selalu lebih hebat dari yang di daerah, seolah-olah hanya di Jakartalah yang berkumpul orang- orang hebat yang memiliki pola piker dan gagasan yang hebat,” ungkap Caleg DPR RI Dapil Bali nomor urut 1 ini.
Dari sejak awal berdirinya Nasdem, sudah memiliki konsep bagaimana caranya memberikan ruang pada sumbu – sumbu pemikiran yang hebat itu muncul dari daerah dan Jakarta menerimanya dan mengadopsinya. Dengan adanya konsep seperti ini di Nasdem, ia merasa mendapatkan ruang berkarya dan berimajinasi untuk menghasilkan suatu gagasan. Dari situlah ia berpikir bahwa politik itu harus bersahabat dengan kita, politik harus menerima semua kalangan, maka ia mengusung tema politik bergembira.
Dengan politik bergembira memberi cara pandang yang berbeda terhadap suatu perjuangan gagasan atau ide – ide. “Kalau kita tidak membawa suatu gagasan yang besar yang kita tawarkan pada masyarakat, maka dalam sekian waktu yang datang, orang akan membenci dan resisten terhadap partai politik, jika pola pikir berpartai ini tidak dirubah,” ungkapnya.
Politik bergembira itu ia maknadi dengan suka cita dalam menyikapi atau memandang tugas, pekerjaan, dan jangan pernah merasa takut jika tidak punya uang, maka tidak berani terjun ke politik. “Saya tidak sepakat. Saya bukan pemodal, orang kapitalis yang punya uang banyak, berani memimpin partai. Semuanya bisa kita lakukan dengan cara terhormat, dengan merangsang kemampuan dan kreatifitas kita,” bebernya.
Bahkan ia yakin dengan sistem pola politik bergembira, yang dilaksanakan dengan suasana suka cita, maka keberlanjutan dalam memperjuangkan gagasan, pikiran, termasuk karirnya akan lebih menjamin, karena kita tidak perlu biaya tinggi, tidak perlu malu.
“Misalnya dalam pencalegan ia gagal. Jika dia sudah menganut politk bergembira dia tidak akan berhenti berkarir, terus berjuang karena politik tidak membuatnya buruk, jatuh karena saya tidak jor – joran, keluarkan uang banyak,” selorohnya.
Jika seorang kader bisa memahami prinsip dari politik bergembira ini, ia yakin kader itu akan memiiki karir yang cemerlang dalam dunia politik, karena yang ada disini adalah pengabdian, spirit perjuangan, persaudaraan, kebersamaan yang sangat bertentangan sekali dengan gaya politik yang dianut oleh partai lain. (Citta Maya/Balipost)