Executive Vice President Telkomsel Area Jawa Bali Agus Setia Budi menyampaikan pemaparannya saat Gala Dinner serangkaian kegiatan Media Gathering Telkomsel Area Jawa Bali di Manado Sulawesi Utara, Rabu (27/3). (BP/ata)

MANADO, BALIPOST.com – Telkomsel telah membangun jaringan telekomunikasi selular di pulau-pulau yang termasuk dalam kategori tertinggal, terluar dan terdepan (3T) di Indonesia. Salah satunya di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya masyarakat di Pulau Rote kesulitan sinyal untuk berkomunikasi. Sinyal hanya bisa ditangkap jika pengguna perangkat selular berada di bawah salah satu pohon. Dari sinilah kemudian lahir istilah “pohon sinyal”.

Cerita tentang pohon sinyal ini disampaikan Executive Vice President Telkomsel Area Jawa Bali Agus Setia Budi saat Gala Dinner serangkaian kegiatan Media Gathering Telkomsel Area Jawa Bali di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (27/3). “Bahkan di pohon sinyal itu, perangkat selular hanya bisa untuk menerima SMS,” kata Agus Setia Budi.

Baca juga:  Ramai-ramai "Hijrah" ke Bisnis Digital

Sulitnya mendapatkan sinyal di Pulau Rote karena jaringan telekomunikasi memang masih sangat terbatas. Jika menggunakan pendekatan bisnis, maka tidak mungkin ada perusahaan operator selular yang besedia membangun jaringan telekomunikasi di wilayah tersebut.

Telkomsel, sebagai salah perusahaan telekomunikasi milik negara yang tidak hanya menekankan pada aspek bisnis semata, mengambil tanggung jawab untuk memberi akses komunikasi di Pulau Rote. Maka pada tahun 2018 dibangunlah 40 base transceiver station (BTS).

Baca juga:  Dunia Usaha Terindikasi Tumbuh Positif

Ia menyebut, dari 40 BTS tersebut, 33 persennya sudah mensupport untuk teknologi 4G.  Menurutnya, upaya ini merupakan wujud tekad Telkomsel untuk melayani masyarakat Indonesia tanpa memandang soal bisnis semata. “Kita berjuang bersama untuk Indonesia yang lebih baik,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Agus Setia Budi di depan awak media yang berasal dari Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur serta Bali dan Nusra ini juga menyampaikan sejumlah perkembangan bisnis Telkomsel Area Jawa Bali. “Telkomsel Area Jawa Bali di 2018 mengalami peningkatan revenue sebesar 3 persen,” katanya.

Baca juga:  Mutasi di Pemprov Bali, Astawa Jadi Kadisdagperin

Peningkatan ini dinilai baik mengingat kondisi bisnis telekomunikasi secara umum di tahun 2018 mengalami stagnasi bahkan cenderung menurun. Bahkan Telkomsel Area Jawa Bali termasuk tertinggi dibandingkan Telkomsel area lainnya di Indonesia.

Terkait pelaksanaan Media Gathering ke Manado, Vice Presiden Bussines Support Telkomsel Area Jawa Bali Frangky D Pandensolang mengungkapkan tujuannya adalah memperkenalkan pariwisata Sulawesi Utara. Dipilihnya Manado karena dinilai memiliki destinasi yang juga sudah mendunia yakni Taman Laut Bunaken. “Selain itu, kota Manado termasuk sebagai kota yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi,” katanya. (Winata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *