DENPASAR, BALIPOST.COM – Gojek menginisiasi hashtag Uninstall Khawatir untuk memberikan solusi keamanan yang menyeluruh, khususnya dalam melawan tindak kekerasan seksual di ruang publik. Terdiri dari pengembangan fitur keamanan terbaru dalam aplikasi Gojek, program mitigasi risiko berupa edukasi mitra driver, serta menggandeng Hollaback! untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mitra driver terhadap isu kekerasan seksual.
“Fitur-fitur keamanan terbaru dikembangkan oleh Gojek supaya bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelanggan Gojek,” ujar Head of Communication Transport Marketing Gojek, Pingkan Irwin di Sanur, Denpasar, Jumat (29/3).
Fitur tersebut, lanjut Pingkan, salah satunya adalah fitur Bagikan Perjalanan (Share Trip) yang dapat digunakan dengan memperbarui aplikasi Gojek ke versi terbaru (3.24). Melalui fitur ini, pelanggan Go-Ride dan Go-Car di seluruh Indonesia dapat membagikan informasi perjalanan kepada kerabat mereka.
Seperti, lokasi penjemputan dan pengantaran, informasi lengkap mitra driver (nama, plat nomor, rating, nomor pemesanan), status perjalanan dan estimasi waktu pengantaran, serta rute yang ditempuh oleh mitra driver. “Cara pakai fitur ini, pengguna dapat meng-klik icon perisai ketika sudah mendapatkan driver atau dalam perjalanan bersama driver. Kemudian meng-klik icon Bagikan Perjalanan untuk memilih kepada siapa informasi mengenai perjalanan ini akan dibagikan, serta melalui aplikasi apa,” jelasnya.
Menurut Pingkan, informasi dapat dibagikan melalui SMS, Messenger, WhatsApp, atau LINE, sesuai pilihan pengguna. Kontak orang terdekat yang dipilih akan mendapat akses untuk membuka tautan di browser dan dapat melacak perjalanan dari pengguna secara real time.
Senior Manager Corporate Affairs Gojek, Alvita Chen mengatakan, Gojek tidak hanya berinovasi lewat pengembangan teknologi. Tapi juga melakukan upaya mitigasi risiko dengan memberikan pelatihan bagi mitra driver untuk meningkatkan kesadaran akan kekerasan seksual.
Pihaknya berkolaborasi dengan institusi nirlaba Hollaback! dengan tema Hari Perempuan Sedunia. Mengingat, perempuan dan anak-anak rentan menjadi korban kekerasan seksual.
Kelompok masyarakat ini juga merupakan salah satu pengguna terbesar layanan transportasi Gojek. “Kekerasan seksual itu ada yang verbal, ada yang non verbal. Pemahaman ini kami rasa sangat penting. Bukan cuma untuk pengetahuan driver, bukan cuma untuk driver bisa memberikan pelayanan yang terbaik, namun juga supaya driver kami bisa menjadi agen perubahan yang baik,” ujarnya.
Menurut Alvita, materi pelatihan disusun secara komprehensif. Mencakup pengetahuan tentang jenis-jenis pelecehan seksual yang harus dihindari serta langkah intervensi seperti apa yang dapat diambil apabila menghadapi kasus tersebut.
Siklus pelatihan perdana telah dimulai di Jakarta, lalu Bandung dan Palembang. Sementara Bali khususnya Denpasar, merupakan kota keempat dilaksanakannya pelatihan sebagai upaya preventif tersebut.
“Sebagai bagian dari mitigasi risiko, setiap laporan kekerasan seksual yang masuk melalui call center Gojek akan langsung ditangani oleh unit darurat. Unit ini bertugas untuk segera menemui korban, melakukan pendalaman kasus, dan menawarkan bantuan yang diperlukan,” jelasnya.
Alvita menambahkan, bantuan mencakup tindakan medis untuk pemeriksaan fisik, pengobatan, serta layanan pendampingan oleh psikiater sebagai bagian dari proses penyembuhan trauma. Gojek juga siap melakukan pendampingan hukum apabila korban, baik mitra driver maupun pengguna, merasa kasus ini harus diselesaikan di jalur hukum.
Pematangan fitur dan pelatihan kepada mitra akan terus dilakukan agar Gojek dapat menjadi aplikasi handal pilihan masyarakat Indonesia. “Di industri ride-hailing yang benar-benar pertama kali maju dan mendukung gerakan antikekerasan seksual mulai dari edukasinya yang benar seperti apa, itu baru Gojek,” tandasnya.
Co-Director Hollaback!, Anindya Restuviani mengapresiasi langkah Gojek. Terlebih, Gojek memiliki jutaan mitra driver sehingga membawa angin segar bagi gerakan melawan kekerasan seksual di ruang publik. “Di saat kita melihat bahwa mitra Gojek bisa menguasai jalan, daripada menjadi pelaku lebih baik mereka menjadi seseorang yang membantu orang lain,” ujarnya. (Rindra Devita/balipost)