DENGAN beralaskan tikar, diiringi matahari terbenam di Pantai Gumrih, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, IB Oka Gunastawa Ketua DPW Partai Nasdem membakar semangat para kader Nasdem khususnya para Caleg Jembrana pada Sabtu (30/3). Duduk sama rata membuktikan bahwa Nasdem tidak memandang tinggi rendah derajat seseorang, semua sama. Begitu juga dengan Oka Gunastawa duduk sejajar dengan kader lainnya, karena di Partai Nasdem semua kader dididik untuk merakyat agar mampu melayani masyarakat tanpa pandang bulu.
Dalam orasinya, Caleg DPR RI Dapil Bali dari Partai Nasdem nomor urut 1 ini menyampaikan, pertemuan di pantai tersebut merupakan penyatuan jiwa raga dengan bumi pertiwi. Ini memiliki makna bertemunya kekuatan Buana Agung dan Buana Alit, yang diharapkan memberikan suatu spirit perjuangan dalam rangka menghadapi pencoblosan pada 17 April mendatang.
“Menyatunya jiwa kita dengan pertiwi ini penting karena hari ini kita mendeklarasikan sebuah semangat, spirit perjuangan untuk Persada Indonesia. Kita mencintai Indonesia ini, kita mencintai tanah air kita dan kita mencintai bumi pertiwi kita. Karena itu kita tidak akan main – main dalam melakukan upaya pemenangan dan pencoblosan pada 17 April,” ujarnya dengan suara lantang.
Dalam acara yang dikemas dengan konsep mengangkat kekayaan budaya Jembrana itu, Oka Gunastawa menyampaikan kebimbangannya akan masa depan Indonesia. Pada pemilihan presiden pada 2019 adalah pemilihan presiden yang berbeda dengan sebelumnya. Kita pernah melaksanakan pemilihan presiden pada 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun yang lalu, namun pada pemilihan presiden kali ini berbeda dengan sebelumnya.
Jika dulu, kita hanya sebatas mencari kepala negara dan berproses dengan suasana hati riang gembira. Masyarakat merayakan dan mencari cara untuk mendapatkan seorang pemimpin terbaik untuk negeri. Tapi hari ini suasananya berbeda, seakan – akan hari ini kita tidak sedang lagi mencari seorang pemimpin negara. Tapi seolah –olah kita dihadapkan pada satu pertarungan ideologi. Ada kelompok – kelompok tertentu yang membidik proses perjalanan mencari presiden ini untuk memperjuangkan agar ideologinya muncul dan diresapi masyarakat.
“Ini membuat membuat hati kita sedih, membuat hati kita menangis dan saya yakin persada bumi pertiwi Indonesia juga merasakan kesedihan hati kita, karena Pancasila kembali dipertanyakan sebagai ideologi bangsa kita dan ini tidak boleh terjadi lagi,” tegasnya.
Ia tidak ingin orang – orang kembali mendiskudikan ideologi bangsa kita karena itu sudah selesai puluhan tahun yang lalu. Baginya tidak ada cara apapun untuk kembali mengusik dan mendiskusikan bahkan apalagi ada niatan, keinginan, dan upaya – upaya untuk mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
“Jadi inilah warna pemilihan presiden kita kali ini dan inilah warna pemilihan para wakil rakyat kali ini. Oleh karena itu tidak ada ada tawar menawar lagi, negosiasi apapun bagi siapapun yang berani menawarkan ideologi lain, sekaligus ingin mengganti Pancasila,” pekiknya.
Maka instruksi Ketua Umum Partai Nasdem, khususnya Kecamatan Pekutatan, Jembrana harus berani menjadi garda terdepan Pancasila, bahwa Pancasila adalah ideologi satu -satunya dan tidak ada ideologi lain lagi di Indonesia ini. (Citta Maya/Balipost)