DENPASAR, BALIPOST.com – “Malam ini saya bisa dipanggil Made Jusuf. Saya anak kedua, jadi Made Jusuf,” kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat mengawali sambutan dalam kegiatan Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1941 di Ardha Candra, Art Center, Denpasar, Sabtu (6/4) malam.

Jusuf Kalla sepakat, momentum ini dapat dijadikan ajang untuk mengevaluasi diri dan kemudian mensucikan diri. Dengan mensucikan diri, tentu  segala kekurangan dan kesalahan yang telah diperbuat dapat diubah agar menjadi lebih baik.

Bali sendiri di mata Kalla merupakan tempat dimana agama dan budaya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut membuat banyak orang tidak henti-hentinya mengunjungi Pulau Dewata. “Saya sendiri tiap bulan datang ke sini tidak bosan,” katanya.

Baca juga:  Melasti di Jembrana Dipusatkan di 14 Pantai

Saat berada di Bali, Jusuf Kalla merasakan keindahan dan ketinggian budaya didasari kepercayaan yang ditaati para penganutnya. Terkait Dharma Santi Nasional yang merupakan seremonial terakhir perayaan Hari Suci Nyepi, disebut memiliki makna tinggi.

Apalagi tema yang diangkat berkaitan dengan Pemilu Serentak 2019. Tema tersebut dinilai sejalan dengan spirit kegiatan ini untuk melakukan evaluasi dan penyucian diri. “Pemilu pada dasarnya merupakan bentuk evaluasi bangsa secara keseluruhan, punya makna yang sama dengan Nyepi. Kita evaluasi apa yang telah dilakukan selama 5 tahun,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Ida Pedanda Wayahan Bun Sarankan Ini ke AWK hingga Bali Laporkan Lagi Tambahan Korban Jiwa COVID-19

Jusuf Kalla menambahkan, pemimpin dievaluasi yang bila benar bisa dilanjutkan kepemimpinannya. Bila tidak, maka harus diperbaharui atau diganti.

Kalla meyakini, masyarakat Bali tahu apa arti berhasil dan tidak berhasil dalam kepemimpinan tersebut. Oleh karena itu, partisipasi seluruh komponen masyarakat sangat diharapkan dalam Pemilu, 17 April mendatang.

Keragaman yang dimiliki bangsa ini hendaknya tidak dijadikan sebagai pemecah belah bangsa, namun sebagai pemersatu. Pada intinya, perbedaan lah yang menyatukan bangsa.

Baca juga:  Nyepi dan Awal Puasa Muhammadiyah Bersamaan, Ini Imbauan PHDI Bali

Melihat negara lain banyak yang berkonflik seperti di Eropa atau Timur Tengah, pihaknya bersyukur bangsa ini memiliki persatuan dan kesatuan yang baik di tengah banyaknya perbedaan yang ada. “Pemilu hasilnya tidak penting, yang penting adalah untuk bangsa. Bagaimana Indonesia aman, maju, pendapatan masyarakat meningkat. Tantangan kedepan meningkatkan kemakmuran masyarakat. Bisa dicapai kalau ada kerjasama erat antara pemerintah dan masyarakat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan,” paparnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *