SINGARAJA, BALIPOST.com – Tiga SMP di Kecamatan Busungbiu dipastikan tidak melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019 ini. Penyebabnya, tiga sekolah itu tidak terjangkau jaringan internet.
Atas fakta ini, siswa di ketiga sekolah itu mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Data dihimpun di lapangan Senin (8/4), sekolah yang lokasinya blank spot adalah SMPN 2 Busungbiu. Sekolah di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu ini berada di Jalan Pupuan-Pekutatan.
Tidak jauh dari sekolah itu, ada dua tower telepun seluler. Anehnya, tidak ada provider yang mampu menyediakan koneksi dengan cepat dan stabil di kawasan itu.
Kepala SMPN 2 Busungbiu Made Kariadi mengatakan, sejak kebijakan UNBK digulirkan, pihkanya ingin menggelar UNBK di sekolahnya. Tim dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) melakukan penjajagan ke sekolahnya untuk mempersiapkan fasilitas komputer di sekolah.
SMPN 2 Busungbiu akan mendapat bantuan komputer untuk kebutuhan dua kelas. Menyusul rencana itu, siswa sudah sangat siap mengikuti UNBK. Namun karena fasilitas tidak siap, 130 siswa kelas IX terpaksa mengikuti (UNKP) tahun ini. “Kalau ruang dan daya listrik kami siap. Rupanya modal itu tidak cukup, karena daerah ini belum terjangkau sinyal internet dengan cepat dan stabil,” katanya.
Persoalan sama juga terjadi di SMPN 3 Busungbiu. Siswa di sekolah yang berada di Desa Sepang ini belum bisa mengikuti UNBK tahun ini. Selain itu, SMPN 5 Busungbiu di Desa Pucaksari juga terpaksa masih melaksanakan UNKP karena masalah sinyal internet.
Sekretaris Disdikpora Buleleng I Made Astika mengakui kalau masih ada sekolah yang belum bisa melaksanakan UNBK. Astika mengatakan, bukan saja masalah jaringan internet, tetapi kesiapan sarana dan prasarana.
Ia mencontohkan, gara-gara koneksi internet yang belum siap, pengadaan perangkat komputer SMPN 2 Busungbiu ditunda. Untuk mempercepat masalah ini, Astika berharap Dinas Komunikasi Informatika Persandian (Kominfosandi) bisa memberikan solusi. (Mudiarta/balipost)