Di tengah minimnya sosialisasi teknik pencoblosan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka peran ini harus segera diambil oleh para calon, baik itu legislatif, DPD maupun tim sukses para calon presiden. Rendahnya pemahaman publik tentang cara memilih pada lembaran kertas suara nanti tentu berpotensi menimbulkan masalah.
Salah satunya adalah suara tak sah dan kesalahan dalam mencoblos pilihan. Besar kemungkinan maksud mencoblos si A, namun yang dicoblos si B, karena nama mungkin mirip dan tanpa foto yang bisa dikenali.
Pelibatan klian dusun untuk sosialisasi juga saya rasa penting. Mengingat otoritas terdekat dengan calon pemilih adalah kepala dusun. Mereka memiliki kemampuan mengumpulkan massa pemilih untuk diberikan penjelasan teknik memilih dengan kertas suara yang banyak.
Tanpa ada gerakan yang lebih intensif melakukan simulasi pencoblosan maka potensi terjadinya kesalahan mencoblos sangat terbuka. Penjelasan umum warna kertas suara saja bisa membingungkan. Salah memasukkan kertas suara terlipat juga bisa terjadi. Ini akan menyita waktu selama proses penghitungan.
Saya juga usul agar para calon lebih intensif melakukan sosialisasi pencoblosan kepada masa atau simpatisannya. Calon hendaknya meluangkan waktu dan membuat contoh kertas suara untuk ditunjukkan teknik mencoblos.
Karena penjelasan pada kelompok yang homogen atau setidaknya sama pilihan dalam hal ini jelas lebih mudah. Saya berharap harus ada langkah yang lebih jelas dalam membuat masyarakat lebih pasti menggunakan hak pilihnya. Sosialisasi KPU hendaknya lebih dioptimalkan.
I Wayan Sudarna
Gianyar, Bali