GUBERNUR Bali Wayan Koster bertatap muka dengan 1500-an stakeholder pariwisata yang terdiri dari pengusaha, tokoh masyarakat, asosiasi, praktisi, akademisi, penggiat sosial dan mahasiswa bidang pariwisata pada Kamis (11/4) di Harris Hotel, Sunset Road. Kegiatan yang bertajuk “Gathering Walk the Talk with Governor of Bali” dengan sub tema “Sinergy and Harmony Under Nangun Sat Kerthi Loka Bali” ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi yang lebih kuat dan solid antara pemerintah, industri dan masyarakat.
Program pembangunan semesta berencana yang tertuang dalam konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali benar-benar dirancang dengan pertimbangan dan perencanaan yang matang oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk berkomitmen membangun pariwisata Bali. Hal ini dapat diperhatikan dari tatanan pengelolaan pemerintahan sejak awal setelah Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster dan Cok Ace terpilih dan dilantik pada 2018.
Konsep yang mengedepankan penguatan nilai budaya dan kearifan lokal Bali ini telah melahirkan pondasi yang kuat untuk keberlanjutan program pembangunan daerah di segala bidang. Tidak terkecuali pada industri pariwisata yang menjadi leading sector bagi pembangunan daerah Bali dan juga Indonesia.
Wayan Koster mengatakan, salah satu program penting yang menjadi prioritas dalam lima tahun ke depan sebagai pelaksanaan Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah bidang pariwisata. Akan dibangun dan ditata secara fundamental dan komprehensif mengenai kepariwisataan di Bali.
Tatap muka digelar agar rancangan kebijakan di bidang kepariwisataan ini juga termasuk dengan regulasinya, baik dalam bentuk rancangan perda maupun pergub sebagai bagian terkait dalam penyelenggaraan kepariwisataan dapat dikomunikasikan. Kebijakan program dan kebijakan yang akan dilaksanakan ke depan harus benar-benar sesuai dengan harapan para pelaku pariwisata itu sendiri. “Karena para pelaku itu yang sejatinya menjadi pilar penting di dalam melaksanakan dan tidak saja melaksanakan tapi juga akan terkena dampak positif maupun negatif terhadap kebijakan yang akan dijalankan,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Bali berharap agar apa yang dijalankan tersebut dapat bermanfaat secara maksimal serta bisa mendorong pertumbuhan pariwisata di Bali secara berkelanjutan berbasis pada budaya, dengan tata kelola yang baik. “Saya sendiri juga memiliki pandangan bahwa kepariwisataan di Bali ini dalam banyak hal memang secara fundamental sudah mengalami penurunan kualitas. Dan secara tidak sadar proses itu berlangsung terus karena ada yang nyaman dan ada yang menikmati zona yang nyaman itu, tapi ada yang dirugikan juga dari penyelenggaraan yang tidak sehat dalam berbagai aspek,” ungkapnya.
Hal ini tidak bisa dibiarkan karena baik buruk penyelenggaraan kepariwisataan itu akan berdampak secara langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian masyarakat Bali dan juga sektor-sektor terkait dengan kepariwisataan, baik itu pertanian, industri, sumber daya, dan juga dampak terhadap hal-hal yang lainnya. Oleh karena itu, ia memandang perlu untuk bertatap muka dengan para pelaku pariwisata ini.
Supaya ada sinergi dan kerjasama yang baik antara pemda sebagai unsur pembuat regulasi dan kebijakan serta pelaku pariwisata sebagai pelaksana dalam kehidupan kepariwisataan. “Harus nyambung ini secara menyeluruh. Tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri – sendiri yang akhirnya jalannya tanpa arah dan dalam jangka panjang saya kira akan merugikan Bali secara keseluruhan,” tandasnya.
Ia berharap pelaku pariwisata bersama-sama membangun kepariwisataan di Bali dan berkontribusi dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. “Jangan sampai pariwisata itu berjalan sendiri digerakkan oleh kelompok-kelompok yang tidak baik di dalam tata kelola secara keseluruhan yang bisa merugikan kita semua, seperti yang sudah pernah kita alami. Astungkara sudah bisa kita atasi praktik-praktik ilegal itu yang tidak sehat seperti itu,” pungkasnya.
Menurutnya masih banyak praktik tidak sehat yang harus ditata. Ia pun akan menata itu dengan satu regulasi yang tegas. Hal ini bisa berjalan jika sinergi dengan pelaku pariwisata dapat dilakukan.
Wakil Gubernur Bali yang juga Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menambahkan, kini saatnya mengimplementasikan visi misi yang dicanangkan sebelumnya. Implementasi tidak hanya dalam bentuk regulasi tapi juga sudah dilaksanakan.
Seperti pengurangan sampah plastik, penertiban perusahaan yang menyimpang dari ketentuan, Perda Desa Adat yang secara tidak langsung berimplikasi terhadap kehidupan kepariwisataan.
Ketua panitia penyelenggara gathering, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, SE.,MBA, menyampaikan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat soliditas para pelaku pariwisata dalam upaya meningkatkan motivasi dan usaha bersama untuk mencapai tujuan dalam koridor pembangunan kepariwisataan di Bali. Ia menyampaikan bahwa Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia dan salah satu destinasi terbaik di dunia harus senantiasa mencari terobosan-terobosan yang inovatif sehingga selalu dapat mempertahankan predikat destinasi terbaik dunia tersebut. (Adv/balipost)