Areal eks galian C di Gunaksa. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Bali yang salah satu alternatif lokasinya adalah lahan bekas galian C di Gunaksa, disambut positif Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Program Gubernur Bali Wayan Koster itu dinilai sejalan dengan rencananya membuat kawasan pariwisata terintegrasi dalam perencanaan program 5 tahun ke depan, yang di dalamnya terdapat bidang kebudayaan.

“Gubernur kebetulan mempunyai rencana itu, tentu kami sambut baik sehingga sudah nyambung dengan perencanaan kami di Klungkung,” ujar Suwirta ditemui di Wiswasabha Utama Kantor Gubernur Bali, Kamis (11/4).

Di sisi lain, lanjut Suwirta, lahan di Gunaksa tersebut juga merupakan lahan yang tidak produktif. Luasnya mencapai sekitar 284 hektar dan saat ini dalam proses PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap, red) oleh BPN. Mengingat, lahan tersebut ada milik masyarakat dan ada milik negara dengan batas-batas yang sudah tidak jelas lagi. “Sebelumnya kita di Klungkung sudah membuat perencanaan pendataan sampai 50 persen, nah karena tidak berhasil makanya kita nyerah. Kita serahkan kepada pertanahan sehingga sekarang proses PTSL,” jelasnya.

Baca juga:  Tanah Bali Sudah Rusak, Sulit Swasembada Pangan

Suwirta pun mendukung percepatan PTSL, serta membicarakan lebih lanjut dengan tim gubernur agar rencana Pusat Kebudayaan Bali bisa benar-benar terwujud. Apalagi, gubernur menyebut akan mengembalikan Klungkung sebagai pusat kebudayaan Bali. Terutama saat kejayaan Bali di masa Dalem Waturenggong. “Kebetulan tanah itu banyak juga tanah negara, jadi Pemprov tidak perlu biaya banyak untuk pembebasan lahan. Mungkin lahan itu bisa digunakan nantinya. Kalau dicari barang 50 hektar itu pasti ada dan tentu didahului dengan perencanaan dan normalisasi sungai,” pungkasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster akan Revitalisasi Puri Kelodan Amlaraja

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, lahan bekas galian C di Gunaksa lebih bagus dimanfaatkan untuk pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ketimbang memakai lahan produktif. Lokasinya luas dan posisinya strategis karena berada di pinggir Jalan By Pass Ida Bagus Mantra.
Selain itu, lahan tersebut juga tidak bisa diberdayakan secara aktif oleh masyarakat untuk kepentingan ekonomi termasuk pertanian. Namun, memiliki pemandangan yang indah. “Baru rencana ini. Sedang disiapkan konsepnya pembangunan Pusat Kebudayaan Bali yang terintegrasi, isinya panggung terbuka dengan kapasitas 20 ribu-25 ribu, kemudian gedung tertutup yang berteknologi modern sekelas Gedung Kesenian Jakarta tapi lebih besar, yang teknologinya hidrolik nantinya, kemudian ada museum tematik dan fasilitas budaya lainnya,” ujarnya. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Sampah Kiriman Picu Banjir di Sesetan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *