TABANAN, BALIPOST.com – Suasana lengang terlihat di rumah duka Ni Made Ayu Serli Mahardika (20), di Banjar Dinas Senganan Kangin, Desa Senganan, kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Jumat (12/4). Belum tampak aktivitas keluarga mempersiapkan upacara untuk mahasiswi yang tewas diduga dibunuh oleh pacarnya dalam kamar kost di Kecamatan Buleleng.
Pasalnya jenasah Serli juga masih proses autopsi di RS Sanglah, ditemani kedua orang tuanya. Saat disambangi dirumah duka, kerabat korban belum mau berkomentar banyak lantaran masih diselimuti rasa duka dan tidak menyangka, Serli sosok gadis periang di mata keluarganya tewas karena dibunuh.
Bibi korban, Ni Wayan Suciasih masih merasa tidak percaya keponakannya tewas dengan tidak wajar. Meski demikian, perempuan baya yang akrab dipanggil Men Hari ini berharap Serli mendapatkan tempat yang baik disisi Tuhan. “Orangnya periang, pintar dan rajin kalau saat dirumah,” ucapnya.
Bahkan usai mendapat kabar kematian keponakannya, keluarga besar pun akhirnya tidak bisa ke pura Puseh desa setempat serangkaian persiapan Ida Bhetara Tinungan, desa Apuan, kecamatan Baturiti lunga dan mererepan di pura puseh, banjar dinas Senganan Kangin, Penebel. “Keluarga sangat terkejut, sampai sekarang belum ada persiapan apapun masih nunggu rembug keluarga, apalagi prajuru adat masih sibuk di Pura,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan kerabat lainnya yang mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum akhirnya mendapat informasi yang tidak menyenangkan tersebut. Apalagi lima hari sebelumnya atau tepatnya Sabtu minggu lalu, korban sempat pulang.
Bahkan sempat diberi bekal untuk uang kuliah oleh ibunya. “Pas pulang biasanya dia (Serli) sering ngumpul dengan keluarga, orangnya lincah bahkan aktif di muda mudi,” terangnya.
Hanya saja sebelum kembali ke Buleleng untuk kuliah, Serli memang terlihat kurang sehat karena tensi rendah. Bahkan sempat berobat ke dokter. “Saya kira meninggal karena drop, ternyata dibunuh, itu yang buat kami terkejut,” terangnya.
Kekhawatiran keluarga terhadap kondisi Serli sudah muncul ketika ponsel yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Keluarga pun meminta bantuan teman dekat Serli untuk mengecek kondisi Serli di tempat kostnya di Buleleng. “Sampai disana, tercium bau kurang sedap, karena tidak berani buka pintu kamar kost, akhirnya dilaporkan ke pihak kepolisian, barulah diketahui kondisi Serli sudah tragis,” pungkasnya.
Kelian Dinas Senganan Kangin, I Made Sukarmayasa membenarkan bahwa hingga Jumat kemarin belum bisa dipastikan terkait kapan akan digelar upacara untuk almarhum, lantaran jenasah almarhum juga masih proses autopsi di rs sanglah, Denpasar. “Masih upacara di desa, nanti setelah itu baru akan ada rembug prajuru dengan pihak keluarga,” terangnya. (Puspawati/balipost)