TANGERANG, BALIPOST.com –
PT Whitesky Aviation membangun Cengkareng Heli Port (CHP), berlokasi di Parimeter Selatan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Heliport pertama di Indonesia yang mampu menampung 50 unit helikopter itu nantinya akan dinamai Capt. Toos Sanitioso Heliport. Rencananya heliport ini siap beroperasi secara komersial Oktober 2019.

CEO Whitesky Aviation Denon Prawira Atmaja mengatakan, saat ini dalam tahap pengerasan di lahan seluas 2,7 hektar. Pengerjaannya ada empat tahap dengan total anggaran Rp78 miliar. “Kami optimistis dalam enam bulan ke depan bisa rampung,” ujar Denon di Tangerang, Jumat (12/4).

Tahap satu yang dilaksanakan adalah Helicopter shooting point. Selanjutnya helicopter parkir stand, lounge and office building tahap 3, dan tahap 4 pembangunan 10 hanggar.

Baca juga:  Arisan Sosial Gracia Gelar Baksos di Seraya Barat

Pembangunan tahap pertama bandara khusus helikopter (heliport) yang berlokasi di Jalan Perimeter Selatan, Neglasasi kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini telah rampung.

Bandara helikopter komersial pertama di Indonesia ini merupakan kerja sama antara perusahaan helikopter PT Whitesky Aviation dan badan usaha milik negara PT Angkasa Pura (AP) II.

Pada bandara ini ada shooting point dengan instalasi lampu untuk mendukung terbang malam, delapan helipad, 10 hanggar khusus helikopter berdaya tampung 50 Helikopter jenis Bell 505 atau setara 20 unit Helikopter type Bell 429/Airbus H130, customer lounge, café, kawasan kantor, fasilitas beserta personel untuk evakuasi medis (Helimedic) dan lain sebagainya. “Setelah pembangunan tahap pertama ini rampung, heliport ini sudah bisa dioperasionalkan walau masih dalam tahap uji coba. Secara resmi heliport ini akan beroperasi penuh pada akhir tahun nanti,” katanya.

Baca juga:  Begini, Penampakan T4 Bandara Soetta

Bandara helikopter merupakan bagian dari gagasan yang diusung Kementerian Perhubungan untuk mengatur sistem multimoda transportasi. Multimoda ini dimaksudkan agar semua moda angkutan transportasi terkoneksi dan saling mendukung untuk transportasi yang lainnya. Di Jakarta, misalnya, pelaksanaan multimoda tersebut disusun dalam Jakarta Airport Connection dengan beberapa terobosan.

Pertama, sistem moda transportasi berbasis darat dengan menggunakan bus, taksi, dan lain sebagainya. Kemudian, menggunakan moda transportasi berbasis rel yakni membuat kereta ke bandara.

Terobosan ketiga adalah dengan menggunakan moda transportasi udara lewat helikopter. “Khusus soal helikopter ini walau tidak bisa langsung mendarat di bandara, akan tetapi bisa menghubungkan tempat-tempat yang sulit dijangkau baik di Jakarta maupun di Bandung,” kata Denon.

Baca juga:  Bangun Runway III Bandara Soetta, AP II Investasikan Rp 2,6 Triliun

Presiden Direktur Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin menyambut positif rampungnya pembangunan tahap pertama heliport tersebut. Dengan rampungnya pembangunan tahap pertama itu, heliport komersial ini langsung bisa dioperasionalkan walau masih dalam tahap uji coba. “Kita sungguh mengapresiasi Whitesky karena telah menginisiasi membangun heliport komersial pertama Indonesia di Bandara Soetta yang dapat meningkatkan citra dan reputasi Bandara Soetta. Juga apresiasi yang sama saya sampaikan kepada AirNav,” kata Awaluddin diwakili Direktur Komersial Daan Ahmad. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *