DENPASAR, BALIPOST.com – DPRD Bali mengapresiasi tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang dirancang menurun rata-rata 1,5% sampai 0,9% dalam RPJMD Semesta Berencana. Upaya ini dinilai positif untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja di Bali.

Namun, dewan juga mengingatkan bila permasalahan tenaga kerja terbilang kompleks dan setiap tahunnya selalu bertambah. Ditambah lagi, terjadi dinamika yang menyebabkan perubahan struktur TPT Provinsi Bali. “Masih ada persoalan yang harus diselesaikan dimana struktur TPT Provinsi Bali masih didominasi oleh pengangguran terdidik dari tingkat SMK, Diploma hingga Sarjana,” ujar Anggota Komisi III DPRD Bali, Ida Bagus Gede Udiyana saat membacakan Laporan Akhir DPRD Bali terhadap LKPJ Kepala Daerah Provinsi Bali Tahun 2018 dalam Rapat Paripurna di gedung dewan, Jumat (12/4).

Baca juga:  Pemilu 2024, Gianyar Usulkan Pemekaran Dapil dan Penambahan Jumlah Kursi DPRD

Menurut Udiyana, hal itu disebabkan oleh sulitnya mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi tenaga kerja yang ada. Dengan demikian, gubernur diminta segera melakukan sinkronisasi melalui perubahan kurikulum.

“Kurikulum agar disesuaikan dengan dinamika pasar yang berkembang sehingga terjadi link and match antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri,” jelas Politisi Golkar ini.

Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama mengatakan, di Bali sebetulnya ada banyak lapangan pekerjaan. Namun para pencari kerja, utamanya anak-anak muda lebih banyak canggung untuk mengambil pekerjaan tersebut.

Baca juga:  Film Pendek "Nyala Mesin" Karya Anak Muda Bali Juarai SMC 2021

Ini lantaran pekerjaan yang ada tidak sesuai dengan latar pendidikan mereka. “Maka ke depan pendidikan kita agar disesuaikan dengan kebutuhan pasar, sehingga begitu dia selesai di tingkat menengah ada pekerjaannya. Di tingkat pendidikan tinggi dia selesai, ada pekerjaannya. Itu yang dimaksud,” jelas Politisi PDIP ini.

Wiryatama menambahkan, dewan dan eksekutif berkomitmen untuk selalu memperbaiki sistem yang ada. Dengan tujuan, pendidikan dan lapangan pekerjaan bisa “link and match” lewat sistem tersebut.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster sudah menyiapkan program untuk mengatasi masalah pengangguran. Salah satunya menyiapkan inkubator bisnis agar lulusan sekolah atau perguruan tinggi bisa langsung bekerja.

Baca juga:  Tarif Retribusi Pelayanan Kebersihan di Bangli Naik

Selain itu, mereka juga akan dididik kembali khususnya entrepreneurship atau kewirausahaan. “Tapi yang menarik tadi kan pengangguran struktural. Memang kalau kita melihat lapangan pekerjaan di Bali sesungguhnya kan ada. Indikatornya kita bisa lihat masih banyak orang luar Bali mencari pekerjaan ke Bali,” ujar pria yang akrab disapa Cok Ace ini.

Kalau dicermati, lanjut Cok Ace, lapangan pekerjaan masih banyak. Tinggal sekarang tenaga kerja yang ada mau mengambil pekerjaan itu atau tidak. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *