SINGARAJA, BALIPOST.com – Bisnis rumah kos di Buleleng belakangan ini semakin bergeliat. Di balik bergeliatnya bisnis kos di Bali Utara, pengawasannya masih terkesan lemah.
Dampaknya, aksi kriminalitas kerap kali terjadi di rumah kos, terutama yang tidak diawasi oleh tuan rumah. Kasus terbaru terjadi di rumah kos di Kelurahan Banyuasri.
Seorang mahasiswi tewas membusuk di dalam kamar kos. Mahasiswi asal Tabanan itu dibunuh oleh kekasihnya KIJ yang juga dari Tabanan karena dipicu cemburu. Berkaca dari kejadian itu, polisi pun meminta siapapun pengelola bisnis rumah kos agar menjaga keamanan dan mengawasi para penyewa kos tersebut.
Kapolsek Kota Singaraja AKP A.A Wiranata Kususma mengatakan, selama ini rumah kos yang bertebaran di Kota Singaraja pengawasanya masih kurang. Buktinya, sebagain besar pemilik tidak tinggal dan ikut mengawasi para penyewanya.
Situasi ini berpotensi memicu aksi kriminalitas. Pasalnya, setiap penyewa begitu bebas dan tinggal di rumah kos tanpa ikatan suami istri yang resmi. “Ini sangat berpotensi terjadi kriminalitas. Kita tidak tahu aktivitasnya karena banyak yang kos itu tanpa ikatan suami istri,” katanya.
Tidak ingin kasus kejahatan terjadi di rumah kos terus berulang, perwira asal Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng ini akan mengumpulkan para pemilik kos dan aparat desa atau kelurahan di wilayah hukum (wilkum) Polsek Kota Singaraja. Cara ini dilakukan agar aparat desa atau kelurahan dan para pemilik kos mengawasi aktivitas penyewa kamar kos. (Mudiarta/balipost)