MANGUPURA, BALIPOST.com – Kemacetan lalu lintas (lalin) di Jalan Raya Uluwatu, Jimbaran sejak beberapa bulan terakhir makin dirasakan masyarakat. Bahkan, proyek tersebut mulai dikeluhkan pengguna lalin.

Kemacetan itu diduga karena adanya proyek PLN yaitu Proyek pengeboran untuk pemasangan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV yang menggunakan setengah badan jalan yang tergolong relatif sempit di sana. Tidak hanya memakan setengah badan jalan, jarak antara galian satu dan lainnya juga tergolong relatif berdekatan dan hanya berjarak beberapa meter.

Sedangkan, arus lalin di jalan tersebut relatif padat. Utamanya pada saat jam pulang kantor dan saat malam hari.

Baca juga:  Dari Pembelajaran Daring di SMPN 5 Denpasar hingga Kebakaran Pasar Semat Sari

Bendesa Adat Jimbaran, Made Budiartha dikonfirmasi Minggu (14/4) membenarkam kondisi tersebut. Diakuinya, pihak yang mempunyai proyek, yaitu PLN sebelumnya telah memberitahukan dan bersurat kepada Desa Adat atas hal tersebut.

Pihaknya memgakui, dengan adanya proyek ini, kemacetan sangat dirasakan masyarakat. “Tapi karena pihak PLN sudah bersurat dan itu menyangkut kepentingan umum yaitu listrik. Mau tidak mau kita harus mendukung proyek itu, tentunya dengan memperhatikan situasi kondisi,” pungkansya.

Pihaknya mengaku cukup memaklumi keluhan pengendara. Sebab, Jalan Uluwatu merupakan jalan yang bisa dikatakan jalur internasional, karena banyak wisatawan yang berlalu lalang. Apalagi ada cafe di Jimbaran yang buka pada saat malam hari yang cukup membuat arus lalin padat.

Baca juga:  Bawaslu Bali Keluarkan Rekomendasi Pencoblosan Ulang di 3 TPS

Untungnya saat ini merupakan low season, kalau kondisinya high season diyakini akan bisa lebih krodit lagi. Dikatakannya, pihak PLN memang sudah meminimalkan dampak bagi masyarakat, yaitu dengan menempatkan petugas jaga dan mengatur di titik penggalian terkait.

Namun, kata Budiartha, dampak tersebut sangat dirasakan, karena ruas jalan Uluwatu yang relatif sempit namun ramai dilalui kendaraan. Untuk itu pihaknya berharap kontraktor bisa memperhatikan kepadatan arus lalin sekitarnya dan bisa segera merampungkan proyek itu. “Jadi mungkin diperhatikan jam-jam krodit lalulintas di Jalan Uluwatu. Mungkin dengan dikerjakan di atas jam 10 malam, pas lalin agak sepi, atau di waktu-waktu lalin pas lowong. Selama ini kita lihat pengerjaannya ada yang pagi, siang dan malam,” sebutnya.

Baca juga:  Ratusan Calon Naker Migran Bali Tertipu, Kerugian Belasan Miliar

Sementara, Camat Kutsel Made Widiana mengatakan akibat banyak keluhan pengendara, pihaknya juga sempat menyoroti proyek tersebut. Untuk itu, koordiansi terkait hal itu juga terus dilakukam dengan berbagai pihak, salah satunya rekanan pelaksana proyek tersebut.

Sementara, Bagian Teknik JBTB I, Aditya saat dikonfirmasi lewat telepon genggamnya tidak aktif. Bahkan sampai beberapa kali, masih tidak dijawab. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *