Dua pasangan capres peserta Pilpres dan peserta Pemilu 2019 mendeklarasikan kampanye damai yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Minggu (23/9). (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST.com – Hasil Pilpres 2019 diprediksi tidak terpaut jauh dari hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei. Survei menyatakan pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin unggul dari Prabowo – Sandi.

Menurut pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno, hal ini melihat kecenderungan trend survei yang tidak menunjukkan pergerakan signifikan dan tetap menyimpulkan Jokowi unggul.
”Nyaris tidak ada pergerakan signifikan melampaui elektabilitas Jokowi, terutama survei-survei yang dikeluarkan oleh lembaga yang secara reguler melakukan survei. Bukan lembaga survei yang hanya muncul 5 tahun sekali,” kata Adi di Jakarta, Senin (14/4).

Baca juga:  Politik Kebohongan Hancurkan Pembohongnya

Beberapa hari menjelang hari tenang Pemilu 2019, sejumlah lembaga survei merilis hasil jajak pendapat mereka. Charta Politika menempatkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf di angka 55,7 persen, sementara tingkat keterpilihan pasangan Prabowo-Sandiaga hanya 38,8 persen. Hasil survei teranyar Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis pada 12 April lalu, juga menunjukkan keunggulan Jokowi.

Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul dengan 56,8 persen dan pesaingnya 37 persen. Pasangan capres nomor 01 juga unggul berdasarkan survei Indo Barometer dengan 59,9 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga sebesar 40,1 persen.

Baca juga:  SID Minimalisir Risiko Kredit Koperasi

Kemudian, Lembaga Survei Median juga mengunggulkan petahana, Jokowi-Ma’ruf 47,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 39,5 persen. “Unggulnya bisa dua digit atau satu digit. Kalau toh didiskon jadi satu digit, Jokowi kan tetap unggul. Itu artinya selama kampanye, debat kandidat, itu memang tidak terlampau mengubah peta politik,” kata Adi.

Sejauh ini ia melihat, meskipun ada trend kenaikan elektabilitas Prabowo-Sandi, itu berasal dari swing voters sebab basis pemilih Jokowi juga trendnya naik. Ini juga bisa diterjemahkan bahwa swing voters mengalami penurunan hingga menjadi 7 persen.

Baca juga:  Tantangan Terbesar Pilpres 2019 adalah Hoax

Dia kembali menyampaikan, hasil Pilpres 17 mendatang tidak akan jauh berbeda dari kebanyakan hasil survei. Meskipun ada perbedaan hasil, itu tidak signifikan.

Misalnya, Jokowi-Ma’ruf diprediksi menang 10-15 persen, kalaupun meleset, margin error survei 4 persen. ”Paling jatuhnya menang 10-11 persen. Itu margin error yang masih bisa ditoleransi,” jelasnya.

Bahkan Adi menyatakan, kecenderungan perbedaan hasil survei dengan hasil pilpres sangat kecil. ”Meskipun ada, itu hanya pengaruh agama atau identitas, tapi tidak akan terlampau signifikan. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *