DENPASAR, BALIPOST.com – Bagi orang awam, istilah lot, cut lost, EPS, hingga divestasi masih cukup sulit dipahami. Apalagi diterapkan. Istilah lain yang tidak kalah penting adalah beta saham.
Salah satu fungsinya bisa digunakan untuk mengetahui level risiko dari suatu saham berbanding risiko pasar. Bisa dikatakan sebagai indikator. Berikut penjelasan selengkapnya dilansir dari Swara Tunaiku.
Pengertian Beta Saham
Sebagaimana yang tadi kita singgung, beta saham merupakan indikator untuk mengukur risiko saham terhadap risiko pasar secara sistematik. Hasilnya, nanti kamu bisa menyesuaikan level sensitivitas suatu saham terhadap risiko pasar yang ada.
Ilmu ini penting sekali untuk dikuasai para investor. Baik yang pemula maupun yang sudah ahli.
Dari indikator tersebut, kamu tidak hanya bisa melihat level risiko saham dan pasar, tetapi juga bisa melihat sejarah risiko itu sendiri. Dengan begitu, kamu bisa lebih tepat lagi saat mengambil keputusan untuk investasi di kemudian hari.
Istilahnya, belajar dari pengalaman. Sebab, tanpa cek riwayat investasi, mustahil seorang investor bisa terus mengalami profit.
Kelebihan dan Kekurangan Indikator Beta Saham
Tak kenal, maka tak sayang. Ilmu beta saham itu bukan sekadar informasi, tetapi bisa langsung diterapkan. Kelebihan dari indikator ini bisa dipakai sebagai tool alternatif untuk mengukur risiko saham.
Bagi yang bermodal banyak, keuntungan dari penggunaan indikator beta saham sangat banyak dan kompleks. Jika benar-benar diterapkan, risiko kerugian di kemudian hari bisa diminimalkan atau bahkan ditiadakan.
Indikator beta saham juga bisa memberikan informasi tambahan dan lengkap mengenai sejarah pergerakan harga saham. Apakah saham yang kamu upayakan potensial ke depannya atau tidak.
Amunisinya untuk mengetahui potensi tersebut bisa lewat beta saham. Seorang yang ahli selalu berprinsip seperti buaya.
Seekor buaya tidak akan memakan makanan yang remeh-temeh. Sebaliknya, ia selalu menunggu kesempatan terbaik untuk memburu mangsa yang besar.
Prinsip yang diterapkan oleh seekor buaya telah dianut oleh banyak pelaku investasi di tingkat internasional. Dengan mengandalkan indikator dari beta saham, prediksimu bisa lebih akurat.
Hanya saja memang tidak 100%. Kemungkinan yang terjadi di luar prediksi bisa terjadi kapan saja.
Setidaknya, dengan menggunakan indikator tersebut, kamu sudah berusaha lepas dari apa yang dinamakan dengan untung-untungan atau yang mirip dengan judi.
Apakah Bisa Diterapkan di Indonesia?
Bisa, tapi perlu usaha yang lebih agar data yang kamu miliki lebih akurat lagi. Sebab, di Indonesia masih cukup banyak campur-tangan dari bandar.
Mereka menggunakan trik-trik licik untuk mempermainkan harga saham di pasaran. Alhasil, seorang investor pemula atau yang
baru terjun jadi kena getahnya.
Investasi saham memiliki tingkat risiko rugi yang cukup tinggi. Sebaliknya, saat untung, bisa melampaui investasi lain seperti reksadana atau emas.
Tantangannya adalah bagaimana caranya memilih ranah yang tepat berinvestasi. Sekarang lagi marak-maraknya para
pemodal besar atau venture capital berinvestasi di startup buatan anak negeri.
Maklum, peningkatan start-up di Indonesia cukup pesat. Ke depannya, kemungkinan besar akan lebih banyak lagi start-up baru yang ikut dalam percaturan solusi kehidupan berbasis teknologi.
Sekarang sudah ada yang bergerak di bidang makanan dan minuman, toko online, dan sebagainya. Kalau kamu kuat dalam permodalan, bisa ikut ambil bagian di sana.
Itulah penjelasan mengenai beta saham. Sekali lagi perlu diingatkan, bahwa dalam praktiknya tidak sesederhana pengertiannya. Ada baiknya untuk mengambil mentor dulu yang sudah ahli di bidang investasi saham.
Sebab, sebagian besar para investor pemula menyerah lebih dini gara-gara rugi. Padahal, mereka yang sudah sukses justru pernah mengalami rugi berkali-kali. (kmb/balipost)