DENPASAR, BALIPOST.com – Rokok elektrik atau kerap disebut Vape saat ini makin populer di kalangan perokok. Banyak perokok yang beralih.

Gustra, salah satu pengguna vape mengaku beralih menghisap rokok elektrik ini karena menawarkan banyak rasa. Selain itu, vape juga dianggap lebih rendah risikonya dibandingkan rokok konvensional.

Ia mengutarakan rendahnya risiko menjadi pertimbangan utama dalam memilih vape. Meskipun, diakui, harga peralatan dan cairannya relatif mahal.

Selain rasa vape yang bisa dipilih, sebenarnya jenis alat pemanas untuk memanaskan cairan vape atau biasa dikenal dengan vaporizer juga beragam.

Paling tidak, ada tiga jenis vaporizer yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Apa saja itu? Simak penjelasannya, dikutip dari berbagai sumber :

1. Jenis pen

Vaporizer jenis pen ini bentuknya seperti pulpen, sesuai dengan namanya. Vaporizer pen merupakan vaporizer dengan bentuk terkecil yang bisa dibawa ke mana-mana.

Vaporizer pen dapat menghasilkan uap dengan cara memanaskan cairan vape. Terdapat dua jenis elemen pemanas yang bisa dipilih untuk memanaskan cairan vape, yaitu:

Baca juga:  Ini, 4 Bahaya Vape

Atomizer, adalah elemen pemanas untuk memanaskan cairan vape yang mengandung nikotin. Atomizer biasanya harus diganti jika panas yang dihasilkan sudah berkurang kualitasnya, membuat rasa vape menjadi tidak enak lagi.

Dekat dengan atomizer, terdapat tank sebagai tempat bahan yang akan dipanaskan. Cartomizer, adalah kombinasi dari cartridge dan atomizer. Pada pengaturan ini, komponen yang dipanaskan bersentuhan langsung dengan elemen pemanas.

Untuk memanaskan elemen pemanas tersebut, vaporizer pen membutuhkan baterai sebagai energi. Baterai ini bisa diisi ulang dan biasanya mempunyai tegangan sebesar 3,7 V, tapi ada juga baterai yang bisa diatur tegangannya.

Baterai ini memiliki kekuatan sampai 1300 mAh. Hati-hati dengan baterai vape karena bisa meledak dan membahayakan Anda. Hindari alat ini dari jangkauan anak-anak.

2. Jenis portable

Jenis vape portable atau juga dikenal dengan handheld vaporizer bentuknya lebih besar dibandingkan dengan vaporizer pen. Namun, vaporizer ini juga bisa dibawa ke manapun, sama seperti vaporizer pen.

Walaupun lebih besar dari vaporizer pen, vaporizer portable masih bisa dimasukkan ke kantung Anda.

Baca juga:  Kenaikan Cukai Tembakau Dapat Kendalikan Konsumsi Rokok

Tidak jauh berbeda dengan vaporizer pen, vaporizer portable juga mempunyai komponen elemen pemanas dan baterai. Namun pada vaporizer portable, cairan vape tidak kontak langsung dengan elemen pemanas, sehingga menghasilkan rasa yang lebih baik dan asap yang lebih sedikit.

Baterai pada vaporizer portable biasanya dapat bertahan 2-3 jam atau bahkan lebih.

Seberapa banyak uap yang bisa dihasilkan dari alat vape tergantung dari daya baterai, seberapa banyak elemen pemanas atau kawat yang ada di atomizer (biasanya 0,5 Ohm sudah cukup optimal untuk menghasilkan panas), dan komposisi dalam cairan vape (semakin tinggi kadar vegetable glycerin, semakin banyak uap yang bisa dihasilkan). Namun, panas tinggi yang bisa dihasilkan dari alat vape bisa meningkatkan risiko vape untuk meledak.

3. Jenis desktop

Berbeda dengan vaporizer pen dan portable, vaporizer jenis desktop ini bentuknya lebih besar dan tidak dapat dibawa ke mana-mana. Vaporizer desktop ini hanya bisa digunakan di rumah atau di satu tempat.

Baca juga:  Denfest 2023 Bukukan Omzet Hampir Rp5 Miliar

Vaporizer desktop membutuhkan permukaan yang datar untuk menempatkannya. Diperlukan juga pasokan energi yang konstan agar dapat berfungsi dengan baik.

Karena pasokan energi yang stabil dibutuhkan untuk fungsi vaporizer ini, tentunya vaporizer desktop bisa menghasilkan panas yang lebih maksimal, rasa yang lebih tajam, dan uap yang lebih banyak daripada vaporizer lainnya. Semakin tajam rasa vape dan semakin banyak uap yang dihasilkan mungkin membuat pengguna vape merasa puas.

Namun, hati-hati semakin banyak uap yang dihasilkan, semakin tinggi juga risiko kesehatan yang bisa dialami.

Yang perlu diingat juga, cairan vape pastinya mengandung nikotin. Selain itu, juga mengandung bahan dasar dan perasa.

Bahan dasar terdiri dari propylene glycol dan vegetable glycerin yang kadarnya bervariasi. Propylene glycol lebih cair dan berair, sedangkan vegetable glycerin lebih kental dan mempunyai rasa lebih manis. Kedua bahan dasar tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi, jadi berhati-hati sebelum mengonsumsinya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *