DENPASAR, BALIPOST.com – Tidak hanya memiliki risiko tinggi bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan dampak lain, yakni penumpukan sampah. Belum lagi konsumennya juga terus meningkat.
Berdasarkan data, tercatat ada kenaikan 8 persen konsumsi rokok dalam kurun waktu 2000-2014. Data lain menyebutkan bahwa 4,5 triliun batang rokok dikonsumsi setiap tahunnya.
Solusi dari permasalahan ini adalah berhenti merokok atau beralih ke produk tembakau alternatif. Tapi, solusi itu tidak mudah dijalankan.
Data memperlihatkan produk tembakau alternatif masih kecil persentase penggunanya dibandingkan mereka yang mengonsumsi rokok konvensional. Terlebih, di beberapa negara, rokok merupakan komoditas utama.
Untuk itu, banyak negara yang berupaya mendaur ulang puntung rokok menjadi produk yang bermanfaat. Berikut beberapa negara yang sukses melakukannya, dikutip dari berbagai sumber :
1. Amerika Serikat
Perusahaan di Amerika Serikat, TerraCyble mencoba mendaur ulang puntung rokok menjadi plastik dikutip dari Science Alert. Perusahaan yang dilaunching awal tahun 2000an ini setidaknya sudah mendaur ulang 7.000 puntung rokok dari berbagai negara termasuk Amerika, Inggris, dan Australia.
Selain dijadikan plastik seperti asbak, produk daur ulang lainnya adalah bantalan kereta api dan rak plastik untuk pengepakan barang. Prosesnya memang sangat simpel dengan diawali oleh proses sterilisasi.
Kemudian dicampur dengan bahan kimia lain untuk dijadikan plastik. Jika kualitasnya rendah, akan digunakan sebagai bantalan kereta.
Yang menjadi permasalahan adalah soal biaya produksi yang tidak sebanding dengan harga penjualannya. Selain itu, untuk menghasilkan satu kilogram plastik diperlukan 2.000 puntung rokok.
Meskipun ada rintangan dalam soal budget, perusahaan ini tetap berjalan karena sokongan dari perusahaan rokok. Selain itu, TerraCyble juga mencoba meneliti produk inovasi lain dari puntung rokok.
2. Filipina
Kampanye yang dilakukan Subic Bay Metropolitan Authority (SBMA) untuk membeli puntung rokok bekas pakai bukan hanya menjadi perhatian warga lokal Filipina, tapi juga mendunia.
Kampanye ini jadi viral sejak diunggah di Facebook 5 April 2018. Pusat Ekologi Metropolitan Otonomi Teluk Subic atau SMBA yang merupakan badan milik pemerintah Filipina punya ide inovatif ini untuk memanfaatkan puntung rokok menjadi produk bernilai tinggi.
Puntung rokok yang biasanya dibuang itu akan dibeli 300 Peso Filipina per kilo atau sekitar Rp 80 ribu. Melansir dari laman rappler.com, kampanye yang dilakukan pemerintah kota setempat ini bukan hanya menjadi perhatian nasional tapi juga internasional.
3. Australia
Tim peneliti RMIT University, Australia, meneliti filter putung rokok sebagai bahan campuran material pelapis permukaan jalan. Menurut mereka, bahan campuran dari puntung membantu mengurangi suhu udara panas di perkotaan.
Tak hanya itu, mereka juga meneliti kegunaan puntung rokok untuk bahan campuran batu bata. Dr Abbas Mohajerani dan timnya menemukan bahwa penambahan puntung rokok ke dalam campuran tanah liat dapat mengurangi energi yang diperlukan untuk memanggang batu bata, dan juga meningkatkan sifat insulasi mereka.
4. Brazil
Di Brazil, puntung rokok didaur ulang menjadi kertas. Daur ulang ini dilakukan oleh sebuah pabrik di Votorantim, Sao Paulo, Brazil.
Mereka berhasil mendaur ulang filter rokok menjadi kertas dengan beberapa tahapan. Mulai dari pemilihan bahan, penyaringan hingga pembentukan kertas.
5. Cina
Di Cina, para ilmuwan menemukan bahwa bahan kimia yang diambil dari filter puntung rokok bisa melindungi pipa-pipa baja agar tidak berkarat.
Ilmuwan di Cina mengatakan mereka telah mengidentifikasi sembilan bahan kimia saat mereka membenamkan puntung rokok dalam air. Mereka menerapkan ekstrak tersebut ke N80, sejenis baja yang digunakan dalam pipa minyak. Hasilnya, senyawa tersebut mampu melindungi baja dari karat.
6. Prancis
Sebuah perusahaan di Prancis, MeGO!, mengubah puntung rokok menjadi barang praktis sehari-hari seperti bangku jalanan. Hingga Juni 2018, perusahaan ini telah mendaur ulang 4 ton rokok yang sudah digunakan atau setara dengan 9,5 juta puntung rokok.
Itulah sejumlah negara yang sukses melakukan daur ulang puntung rokok dan menjadi produk yang memiliki nilai jual. Kita pun bisa melakukannya.
Di Indonesia, banyak seniman yang menyulap sampah dan puntung rokok menjadi karya seni, seperti seniman Bank Sampah Nusantara (BSN), Yusuf. Dia membuat berbagai lukisan dengan bahan limbah koran dan sisa tembakau dari puntung rokok.
Perlu upaya yang lebih masif lagi untuk menjadikan puntung rokok sebagai komoditi yang punya nilai jual tinggi. Sehingga, perokok tak sembarangan lagi membuang puntung rokok dan menjadi ancaman bagi lingkungan. (kmb/balipost)