DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaku pariwisata mendukung upaya pemerintah provinsi melegalkan pembuatan dan peredaran arak Bali. Apalagi jika bahan baku arak ini bisa menjadi atraksi bartender yang notabene selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Ketua PHRI BPC Kota Denpasar Ida Bagus Gede Sidharta Putra di acara X- Factor Bartender Chalenge 2019, Sabtu (20/4) malam menyampaikan, ia setuju jika arak Bali dilegalkan karena minuman tradisional ini masih dianggap kelas dua. Menurutnya arak Bali perlu diangkat derajatnya karena minuman tradisional ini melibatkan pelaku usaha skala UMKM atau pasar lokal.
Sehingga jika minuman tradisional ini diangkat tentu akan berdampak pada ekonomi kerakyatan. Produsen arak Bali tersebar di beberapa daerah dan mereka sangat terampil karena penyulingannya masih dilakukan dengan cara tradisional.
Ia pun menilai arak Bali masih perlu dilegalkan karena masih ada pencampuran kandungan lainnya. “Untuk itu perlu dicari formula arak yang benar, jangan ada campuran metanol,” sarannya.
Peluang arak Bali masuk ke industri pariwisata juga terbuka lebar mengingat untuk mendapatkan minuman impor 300 persen sangat mahal harganya. Arak Bali bisa dikombinasikan sehingga menjadi minuman pengganti. “Melalui kalangan profesional, arak Bali bisa digunakan sebagai campuran minuman. Apalagi di negara luar ada sake, kenapa Bali tidak bisa memperkenalkan arak ini,” ujarnya.
Terkait aturan dan menghindari penyalahgunaan, ia menilai bisa diatur dengan peredaran dan batas umur sehingga terhindar hal-hal negatif. Arak Bali ini juga dapat dikemas menjadi sebuah atraksi yaitu atraksi bartender dengan menggunakan bahan baku arak.
Atraksi bartender di Sanur salah satunya, kegiatan tersebut memiliki potensi besar menarik wisatawan domestik maupun mancanegara ke daerah wisata di Denpasar ini. Dalam kepariwisataan ada yang namanya 3A yaitu aksesibilitas atau akses, amenities (daya dukung) dan atraksi. “Bartender Competition termasuk di antaranya sebagai atraksi. Atraksi selain memberikan ruang bagi dunia pariwisata menjadi lebih kreatif juga memberikan nilai tambah bagi Sanur,” ujarnya.
Menurutnya, dalam upaya menghadapi dan mampu bersaing dengan destinasi lainnya, objek wisata memerlukan atraksi wisata yang beragam. Sanur pun saat ini menguasai 7 persen dari semua market share yang ada di kepariwisataan.
Maka, potensi minuman tradisional yang dimiliki Bali yaitu arak dapat dikemas tidak hanya menjadi minuman. Namun, juga sebuah atraksi yang menghasilkan minuman berkelas dunia. (Citta Maya/balipost)