AMLAPURA, BALIPOST.com – Gunung Agung dalam sehari pada Minggu (21/4) mengalami erupsi sebanyak dua kali. Erupsi yang terjadi cukup besar dengan ketinggian kolom abu setinggi 2.000 meter sampai 3.000 meter di puncak.
Kondisi itu sempat membuat warga di lerang Gunung Agung mengungsi. Kendati, mengalami erupsi dua kali beruntun dalam sehari, akan tetapi belum ada indikasi untuk menaikkan ke status ke level IV (Awas).
Menurut Kepala PVMBG Kasbani, mengungkapkan, jika dalam status Gunung Agung yang masih berada di level III (Siaga) memang masih sangat berpotensi untuk terjadinya erupsi. Hanya saja, jangkauan radius bahaya masih di dalam radius 4 kilometer. “Lontaran lava pijar masih di dalam radius 4 km. Jadi, masyarakat tetap waspada dampak abu vulkanik,” ujarnya.
Kasbani menambahkan, melihat dari data seismik, kalau aktivitas Gunung Agung masih didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang mencerminkan aktivitas aliran fluida di kedalaman dangkal, berupa gempa hembusan dan sesekali gempa letuasan. Jelas Kasbani, secara deformasi mengalami deflasi (penggembungan) maupun inflasi (pengempisan).
Volume magma yang bergerak di bawah permukaan teramati masih dengan jumlah kecil sekitar 1 juta meter kubik. Sementara, untuk magma di kawah sekitar 20 juta meter kubik.
Itu mengindikasikan, aktivitas Gunung Agung masih belum stabil, sehingga masih berpotensi untuk terjadinya erupsi skala kecil. “Untuk saat ini belum ada mengarah untuk terjadinya erupsi yang lebih besar. Erupsi yang terjadi zona bahayanya masih sesuai dengan rekomendasi PVMBG yakni 4 kilometer, sehingga sampai saat ini status masih tetap berada di level III (Siaga). Sementara untuk VONA penerbangan sempat dinaikan saat erupsi kemarin dari orange ke merah. Tapi, sekarang karena erupsinya tidak menerus VONA kembali diturunkan menjadi orange,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat di lerang Gunung Agung tidak usah panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan. Termasuk, dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas pendakian ke puncak Gunung Agung karena itu sangat membahayangan keselamatan.
“Kita tetap mengimbau tidak ada aktivitas di radius 4 km. Temasuk kita imbau aktivitas pendakian puncak. Karena bila terkena lontaran lava pijar, itu akan sangat membahayakan keselamatan jiwa. Termasuk warga di lereng Gunung Agung juga menyiapkan amsker sebagai betuk antisifasi bila hujan abu,” tegas Kasbani. (Eka Parananda/balipost)