Ilustrasi. (BP/dokumen Swara Tunaiku)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menjual rumah memang gampang-gampang susah. Meski demikian, akan terbilang mudah jika sudah berpengalaman yaitu mudah dalam penentuan harga. Cara menentukan harga bisa dilakukan dengan cara melihat lokasi, luas, dan prospek masa depan. Namun, untuk kamu yang pertama kali menjual rumah, pasti akan kesusahan.

Jika diberi harga tinggi, takut dinilai terlalu mahal. Namun, jika pasang harga rendah, ditakutkan terlalu murah. Berdasarkan pengalaman, beberapa tahun lalu keluarga saya mempunyai pengalaman menjual rumah kayu model kuno.

Saat kamu menjual rumah, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah luas rumah, kondisi, sampai letaknya strategis atau tidak. Hal ini dapat menentukan apakah harga rumah yang dipasang memang ideal dan sesuai kondisi pasar. Dilansir dari Swara Tunaiku, perhatikanlah 3 hal berikut ini ketika ingin menentukan harga rumah :

1. Harga Tanah

Indikator terbaik untuk menentukan harga tanah Saat menjual rumah, sudah tentu menjual tanah, bukan? Karenanya, kamu harus menghitung harga tanahnya sekaligus. Mengenai penentuan harga tanah, banyak indikator yang bisa menentukannya, di antaranya adalah status perizinan, sifat, posisi, kepemilikan, dan bentuk tanah.

Baca juga:  Hampir 10 Tahun, Korban Abrasi Belum Terima Sertifikat Tanah Bantuan

Jika mempunyai bentuk tanah ideal, kamu bisa menjual dengan harga tinggi. Sebaliknya, jika sifat tanahnya kurang bagus, akan mengurangi nilai jual tanah. Tak hanya itu, kamu bisa menentukan harga tanah dari fasilitas di sekitarnya.

Kamu bisa menilai apakah dekat dengan fasilitas umum, seperti bank, sekolah, rumah sakit, pasar, dan ATM? Kamu juga harus melihat apakah akses jalannya mudah dan sudah cukup baik. Jika semakin lengkap serta mudah diakses, harganya akan jauh lebih mahal.

2. Menentukan harga bangunan

Setelah sukses menghitung harga, kamu dapat melanjutkan menghitung harga bangunan. Apa sajakah indikator yang digunakan untuk menentukan harga bangunan? Gaya bangunan tetap menjadi indikator utama saat menetapkan harga rumah. Semakin kekinian gayanya, maka harganya semakin mahal.

Akhir-akhir ini, cukup banyak pasangan muda mencari rumah yang desainnya sesuai tren masa kini. Semakin rumah tersebut dicari dan diinginkan, maka harganya semakin mahal.

Baca juga:  Di Tengah Pandemi COVID-19, Bank bjb Masih Catatkan Kinerja Positif

Selain gaya rumah, kamu perlu melihat kondisi bangunan, izin, kualitas material yang digunakan, dan usia bangunannya. Terakhir, lihat juga infrastruktur pelengkap, seperti internet, PDAM, listrik, dan telepon.

3. Cara menghitung harga secara benchmark

Dalam menentukan harga, tidak ada pedoman khusus harga pasarnya. Akan tetapi, agar harga yang dipatok berada di batas wajar, kamu bisa berpedoman pada NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Umumnya, penjual menentukan harga tanah dua sampai tiga kali lipat dari harga minimal tersebut. Lebih jelasnya, simak simulasi penjualan rumah menggunakan NJOP senilai Rp500 ribu/m2.

Harga jual tanah= NJOP x luas tanah

Menurut penghitungan, maka harga jual tanahnya adalah Rp500 ribu/m2 x 300 m2= Rp150 juta. Harga setiap meternya juga dapat dinaikkan sebesar 2-3 kali NJOP ataupun dapat main aman dengan sesuai NJOP.

Baca juga:  Anggaran Operasional Trans Serasi Tak Ada di APBD, Biaya Dibebankan ke Orangtua

Harga jual bangunan= NJOP bangunan bekas x luas bangunan

Sebenarnya, harga NJOP bangunan senilai Rp500 ribu/m2, namun jika kondisinya kurang bagus serta tidak mempunyai infrastruktur lengkap, maka harganya dapat diturunkan di bawah NJOP. Sama halnya ketika bangunan sudah direnovasi, kamu dapat menaikkan harga mulai dari harga minimal NJOP.

Harga bangunan seluas 150m2 adalah 150 m2 x Rp 500 ribu/m2. Jadi, jika ditotal harga jual rumahnya adalah Rp 150 juta + Rp 75 juta= Rp 225 juta.

Meski demikian, sangat dibutuhkan kemampuan untuk membaca indikator yang sudah disebutkan sebelumnya untuk menentukan harga rumah. Pada dasarnya, tidak ada batasan khusus untuk menentukan harga.

Sebenarnya, kondisi rumah adalah yang paling menentukan. Beberapa rumah dijual murah hingga di bawah NJOP karena berlokasi di desa ataupun perlu uang cepat. Ada juga rumah yang dijual mahal karena lokasinya memang strategis dan dekat dengan area perkantoran serta kampus. Lalu, bagaimana kondisi rumahmu? (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *