DENPASAR, BALIPOST.com – Polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai penyakit saluran pernapasan, kardiovaskular, hingga penyakit lain yang menyerang organ tertentu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Pulmonologi RSUP Sanglah dr. Sajinadiyasa mengatakan, indeks pencemaran udara di atas 100 membahayakan bagi kesehatan manusia. Rentang pencemaran udara antara 101 – 199 dikatakan tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan dan nilai estetika.
Ia mengatakan polusi udara ini tidak hanya menimbulkan kerugian bagi lingkungan tapi juga bagi manusianya sendiri. Mulai dari Ispa, bronkitis, PPOK, asma, dan bisa juga penyakit keganasan saluran nafas dan paru.
Berikut beberapa penyakit yang umumnya dialami warga kota berpolusi :
1. Asma atau Asthmatic bronchiale
Penyakit asma terjadi akibat pencemaran udara. Penyakit yang menyerang secara tiba-tiba itu terjadi karena peradangan paru-paru yang diakibatkan oleh udara tercemar yang dihirup seseorang.
Penderita asma biasanya akan mengalami sesak napas, suara berderak saat mengembuskan napas, batuk kering dan perasaan menyempit pada otot dada.
2. Bronchopneumonia dan COPD, chronicle obstructive pumonary diseases (penyempitan saluran pernapasan)
Bronchopneumonia biasanya dialami oleh anak-anak. Hal ini biasanya terjadi karena virus yang ‘bersembunyi’ dalam polusi udara yang masuk pada saluran pernapasan.
Seseorang yang mengalami penyakit itu biasanya akan merasa kesulitan dan nyeri pada saat bernapas, napas yang berbunyi, dan gerakan yang tidak normal di bagian dada.
3. Ispa
Infeksi saluran pernapasan atas atau ispa menyebabkan seseorang tidak bisa bernapas dengan baik. Biasanya penyakit ini menyerang seseorang mulai dari hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Buruknya, ISPA dapat menular kepada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah.
4. Paru-paru basah atau pneumonia
Penyakit itu terjadi karena adanya infeksi yang memicu inflamasi pada salah satu atau kedua kantong paru-paru. Biasanya penderita penyakit itu akan mengalami pembengkakan paru-paru yang berisi cairan.
Penyakit tersebut diawali dengan gejala demam, batuk dan kesulitan bernapas. Tidak hanya orang dewasa yang dapat terserang paru-paru basah, anak-anak dan lansia pun dapat mengalaminya.
Pengidap paru-paru basah biasanya tidak dianjurkan untuk keluar malam dengan menggunakan kendaraan roda dua. Hal tersebut diduga karena keluarnya gas karbondioksida yang tinggi di malam hari.
5. Jantung koroner
Polusi udara juga berpengaruh pada kesehatan jantung. Penyakit tersebut biasanya disebabkan jantung tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Gejalanya diawali dengan nyeri pada bagian dada.
6. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sering dialami oleh berbagai kalangan masyarakat. Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), PPOK adalah penyakit yang menyerang organ paru-paru dengan karakteristik keterbatasan pada saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversible dan dapat dicegah.
Keterbatasan saluran nafas tersebut biasanya bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel gas atau racun yang berbahaya. Kasus PPOK cukup banyak terjadi di beberapa dunia.
Menurut World Health Organization (WHO) insiden PPOK adalah 600 juta di seluruh dunia, 65 juta diantaranya derajat sedang sampai berat. Pada 2002, PPOK merupakan penyebab kematian kelima di dunia dan diperkirakan urutan ketiga kematian setelah penyakit kardiovaskular dan kanker pada 2030.
Berdasarkan data WHO 2015, dilaporkan lebih dari 3 juta orang meninggal karena PPOK di 2005, setara dengan 5 persen dari semua kematian secara global. Peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat PPOK juga terjadi di negara maju maupun negara berkembang.
Diperkirakan akan terus meningkat, karena konsumsi rokok meningkat, udara yang tidak bersih akibat dari penggunaan kendaraan bermotor serta asap yang ditimbulkan industri. Paparan rokok adalah faktor risiko terbanyak terjadinya PPOK.
Selain rokok, peningkatan polusi akibat pabrik dan kendaraan bermotor juga menjadi faktor penting karena kandungan gas iritan dalam polusi tersebut. Masyarakat di negara berkembang memiliki banyak pabrik dan kendaraan bermotor yang berisiko PPOK di kemudian hari. Atas dasar ini, baik negara berkembang maupun negara maju mempersiapkan teknologi yang ramah lingkungan yang dapat mengurangi polusi udara.
Selain polusi udara, faktor penyebab lainnya juga muncul dari konsumsi dan paparan asap rokok. Sejumlah penyakit ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Jadi sebelum terlambat, mulailah menjaga diri sehingga tidak terhinggapi sejumlah penyakit ini. Lakukan langkah kecil dari diri sendiri untuk terhindar menghirup polusi udara secara berlebihan.
Untuk para perokok, guna mengurangi risiko kesehatan, ada baiknya beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok. Sehingga meski tak bisa berhenti total untuk mengonsumi produk tembakau, minimal bisa menurunkan risiko bahaya yang ditimbulkan dari kebiasaan itu dan mengurangi dampak negatif paparan asap rokok terhadap sekitar. (kmb/balipost)