hamil
Ilustrasi. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Penyebaran penyakit mematikan HIV-AIDS di Kabupaten Badung kian mengkhawatirkan. Tak hanya mengalami peningkatan, penyakit akibat gaya hidup tidak sehat ini 90,5 persen ditemukan pada masyarakat usia produktif 20 hingga 49 tahun.

Berdasarakan data yang diperoleh di KPA Kabupaten badung, Rabu (24/4). Jumlah kasus HIV AIDS di 2018 mencapai sebanyak 2.199 kasus. Jumlah ini dari orang-orang yang terjangkit dari berbagai daerah dan negara yang terdiri dari HIV 1.518 kasus dan AIDS 681 kasus.

Baca juga:  Wagub Bali Tekankan Pentingnya Penyebaran Informasi Tentang Uang Rupiah

Sedangkan kelompok umur yang paling tinggi menyerang usia 20-49 tahun sebanyak 90,5 persen dari total kasus. “Ini berarti jika sejak terinfeksi sampai masuk ke kondisi AIDS lamanya 5 tahun, maka usia terendah saat terinfeksi sekitar 15-24 tahun. Jalur penularannya terbesar pada usia muda adalah dari hubungan seksual dan penyalahgunaan napza,” ujar Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Badung, I Ketut Suiasa.

Tingginya angka pengidap HIV AIDS, diakui Ketut Suiasa dikarenakan rendahnya pengetahuan kaum muda terkait penyakit mematikan ini. “Kaum muda yang memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS baru 21,3 persen,” ungkapnya.

Baca juga:  Debat Kedua Pilgub Bali Usung Tema “Menyikapi Dinamika Otonomi Daerah di Bali”

Wakil Bupati Badung ini mengatakan jumlah tersebut perlu mendapat perhatian khusus, sehingga kaum muda dapat mencegah penularan HIV-AIDS. “Perlu ditingkatkan dan dikembangkan jumlah generasi muda yang memahami dan mengerti secara komperensip bahaya HIV Aids itu sendiri,” harapnya.

Menurutnya, semua pemangku kepetingan harus mencetak kader-kader untuk diajak bersama-sama untuk mensosialisasikan di tengah-tengah lingkungannya serta di masyarakat tentang bagaimana mengantisipasi menanggulangi dan menangani bahaya HIV AIDS dan juga bahaya dari pemakaian narkoba yang tidak bisa dipisahkan.

Baca juga:  PB FORKI Hanya Akui Lemkari Yuddy

Seperti diketahui, pengidap HIV akan mengalami sindrom atau gejala virus HIV seperti, diare, muncul bercak-bercak di kulit dan sebagainya. Karena itu, Wabup Suiasa menyarankan bagi masyarakat yang berprilaku beresiko diminta untuk segara memeriksakan diri, sehingga jika terdektesi mengidap HIV/AIDS perkembangan virus tersebut dapat hentikan. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *