NEGARA, BALIPOST.com – Penyu lekang kembali ditemukan mati oleh warga di Pantai Yeh Kuning, Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana. Penyu itu juga mengeluarkan aroma busuk, saat ditemukan warga.

Penyu Lekang merupakan penyu langka yang keberadaannya banyak ditemukan di sekitaran pantai Yeh Kuning dan Perancak.
Dari informasi, penyu usia 40 tahun itu ditemukan warga setempat Jumat (26/4) pagi. Aroma busuk dan menyengat, mengundang warga datang ke pinggir pantai.

Pemilik Konservasi Penyu Kurma Asih Perancak, yang juga seorang aktivis lingkungan Wayan Anom Astika Jaya, mengatakan penyu ditemukan pertama kali oleh warga sekitar, yang kemudian melaporkan penemuan hewan yang dilindungi tersebut. Aparat desa dan BKSDA Kabupaten Jembrana pun datang ke lokasi dan menemukan penyu dalam keadaan mati dan membusuk. Namun tidak diketahui apa penyebab kematian penyu.

Baca juga:  Dua Remaja Hilang di Sungai Gelar saat Hujan Deras, Satu Ditemukan Meninggal

Anom mengatakan kondisi penyu
sudah dalam keadaan mati dan membusuk. “Tidak diketahui kenapa matinya,” ucap Anom.

Penyu Lekang dan berjenis kelamin betina ini memiliki panjang cangkang belakang 67 centimeter dan lebar 64 centimeter. Lantaran sudah mati dan mengeluarkan bau busuk, akhirnya penyu ini dikubur dilokasi penemuan.

Menurutnya sesuai prosedur jika ditemukan penyu dalam kondisi mati harus dikubur. Dikatakan Anom, sebelumnya pihaknya juga melakukan pelepasliaran penyu.

Baca juga:  Jembrana Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19, Ini Riwayatnya

Itu setelah seorang nelayan, menemukan penyu jenis sisik di jaringnya. Penyu sisik itu dilepasliarkan adalah cangkang 51 centimeter dan panjang penyu 68 centimeter. Penyu sisik itu berjenis kelamin betina dan kurang lebih berumur 15 tahun.

Anom mengaku, bahwa penyu-penyu di laut atau selat Bali khususnya di kawasan Perancak Negara, Jembrana sudah kesekian kalinya tersangkut jaring nelayan. Bahkan, ada penyu yang terjebak di karang yang kemudian ditolong oleh para Nelayan Perancak.

Baca juga:  PLTU Celukan Bawang Berisiko Racuni Bali

Menurutnya nelayan di sana sudah sadar untuk pelestarian penyu. Kalau ada satwa penyu terjebak jaring, maka diserahkan ke pihaknya untuk dilepasliarkan. “Kami berterimakasih kepada nelayan berpartisipasi pelestarian penyu,” ungkapnya.

Dia mengaku khawatir dengan beberapa kasus perdagangan penyu. Terutama, perdagangan penyu di Bali untuk kepentingan konsusmsi.

Menurutnha ini perlu atensi dari semua pihak baik pihak BKSDA, LH (lingkungan hidup) atau Dinas Kelautan dan Perikanan laut. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *