MANGUPURA, BALIPOST.com – Bade setinggi 19 meter dengan bobot 5 ton dan dua naga mengiringi jenazah dalam palebon atau pengabenan anak dan cucu Pahlawan I Gusti Ngurah Rai di Puri Agung Carangsari, Petang, Senin (29/4).

Karya palebon ini disebut-sebut terbesar kedua setelah palebon Pahlawan I Gusti Ngurah Rai pada 1962 silam. Dua keturunan pahlawan I Gusti Ngurah Rai yang dipalebon yaitu pelaku sejarah I Gusti Ngurah Tantra (anak Pahlawan I Gusti Ngurah Rai) dan I Gusti Ngurah Agung Yunandha Daniel Yudha (cucu I Gusti Ngurah Rai atau putra IGN Alit Yudha).

Yang menarik, bade dan dua naga di karya palebon ini diusung ribuan warga dari sejumlah desa adat di Kecamatan Petang. Proses palebon dimulai dari rumah duka menuju setra (kuburan) Desa Carangsari yang berjarak sekitar 2,5 kilometer.

Upacara diiringi dengan baris gede dan tujuh gambelan baleganjur. Mengingat jarak antara rumah duka dan setra cukup jauh, bade dan naga diusung oleh ribuan warga secara estafet.

Baca juga:  Masa Jabatan Berakhir, Koster akan Istirahat Total 2 Minggu

Menurut IGAA Inda Trimafo Yudha, putri IGN Alit Yudha, khusus untuk penyandang atau pengusung bade dan dua naga saja melibatkan sedikitnya 1.800 orang. Para pengusung ini berasal dari beberapa desa adat di Kecamatan Petang, meliputi Desa Carangsari sebagai desa penyangga puri, Desa Pangsan, Desa Belok Sidan, Desa Auman Pelaga dan Desa Catur Kintamani.

“Dalam palebon kali ini bade saja beratnya sekitar 5 ton dengan tumpang sembilan, kemudian ada dua naga. Ini disandang oleh sekitar 1.800 orang,” ungkapnya disela-sela upacara, Senin (29/4).

Dalam perjalanan menuju ke setra, kedua jenazah ditempatkan dalam satu bade. Iring-iringan berjalan mulai dari dua naga, kemudian disusul bade dan gambelan baleganjur.

Setiap bade dan naga menurut Inda wajib ada pengusung dari Desa Auman. Menurut kepercayaan keluarga puri, bade dan naga tidak akan bisa diangkat kalau tidak disandang oleh warga dari Desa Auman.

Baca juga:  Dozens of Accommodations in Badung Unlicensed

“Dalam prosesi ini kedua jenazah berada dalam satu Bade setinggi 20 meter. Jika puri atau tempat lain menggunakan Lembu, maka tradisi kita di Puri Carangsari menggunakan Naga. Bade dan naga ini harus ada pengusung dari Desa Auman Pelaga,” terang perempuan yang akrab disapa Gek In itu.

Menurutnya hubungan unik Puri Carangsari dan warga Auman Pelaga ini sudah berlangsung turun temurun. Maka setiap upacara di Puri Carangsari selalu melibatkan Desa Auman, sampai ke Desa Catur Kintamani yang konon merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Carangsari.

“Puri Carangsari dan Desa Auman Pelaga punya hubungan unik. Bade dan naga tidak akan bisa terangkat kalau tidak disandang oleh warga Auman Pelaga,” katanya.

Prosesi sendiri berjalan cukup lancar. Iring-iringan bade berangkat dari rumah duka sekitar Pukul 1.45 Wita. Sementara istri almarhum I Gusti Ngurah Tantra, I Gusti Ayu Adi istri menyatakan, karya pelebon ini sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada kedua mendiang.

Baca juga:  Palebon Puri Ubud akan Digelar 2 Maret, Badenya Setinggi 24 Meter

“Iya, semoga beliau bedua mendapat tempat yang tenang di alam sana, diampuni dosa-dosanya dan bisa membawa nama baik keluarga besar. Terkait palebon ini kami mempertahankan tradisi keluarga puri,” katanya singkat.

Untuk diketahui bahwa putra sulung tokoh Puri Carangsari yang juga sesepuh Golkar, IGN Alit Yudha yakni IGN Yunandha Daniel Yudha, meninggal pada 9 Januari 2019 dinihari. Cucu pahlawan I Gusti Ngurah Rai yang lahir pada 23 April 1972 ini meninggal karena sakit.

Kemudian, duka keluarga Puri Carangsari kembali bertambah menyusul meninggalnya IGN Tantra yang tak lain adalah paman IGN Daniel selang 13 hari kemudian. Namun karena pada bulan tersebut sedang ada upacara suci di Pura Besakih, jenazah kedua almarhum untuk sementara disemayamkan di rumah duka. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Upacara identik dengan tradisi yang unik dan sakral yang hanya bisa ditemui dipulau Bali, seperti Upacara Ngaben( Pelebeon ) diberbagai daerah dibali diselenggarakan dengan hikmad dan unik. ini menyebabkan wisatawan asing maupun domestik masih penasaran dengan adat budaya dantradisi yang ada dibali.
    sebisa mungkin dan harus dipertahankan hal hal yang bisa mendatangkan banyak pengunjung atau wisatawan yang ingin mengetahui adat istiadat, tradisi yang sangat unik dan tersohor diseluruh Nusantara bahkan diseluruh Dunia.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *