MANGUPURA, BALIPOST.com – Bandara merupakan Gateway atau pintu ke luar masuknya baik manusia maupun barang. Sehingga rawan tindak kejahatan sangat besar.

Untuk itu, masalah keselamatan, keamanan, pelayanan, dan kepatuhan dalam penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan mutlak harus dilakukan. Hal itu disampaikan Direktur Navigasi Penerbangan, Asri Santosa disela kegiatan simulasi, Selasa (30/4) di Bandara Ngurah Rai.

Menurut Asri Santosa, Bali menjadi fokus terkait simulasi ini, karena Bali itu menjadi wajahnya Indonesia. Orang luar lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia pada umumnya. Sehingga pada saat ada event ini di Bali, apabila Bali aman, akan menjadi contoh aman bagi yang lain.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Melonjak, Pelaku Pariwisata Minta "Work from Bali" Tetap Jalan

“Kolaborasi antara stakeholder penerbangan sipil merupakan pondasi yang wajib terus dibangun dan dipererat baik melalui pelaksanaan kerjasama teknis antar instansi, maupun pelaksanaan simulasi kegiatan operasional penerbangan. Di samping itu juga, sebagai bentuk upaya menyongsong era industri 4.0,” ujar Asri.

Hadir pada kesempatan ini, Sekretaris Utama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Dianta Bangun, Deputi Bidang Meteorologi diwakili M Taufiq Gunawan, Kepala Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah I – X, Komandan Pangkalan Udara TNI AU I Gusti Ngurah Rai, Perwakilan Kepala Kepolisian Daerah Bali, Kepala Kantor UPBU, Direksi PT Angkasa Pura I, Direksi PT Angkasa Pura II, Direksi Perum LPPNPI, General Manager PT Angkasa Pura I, General Manager PT Angkasa Pura II, Ketua Board of Airlines Representative in Indonesia (Barindo), dan Airline. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Harga Beras Naik, Gubernur Koster akan Lakukan Intervensi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *