Pupuk Kaltim sosialisasi product knowledge pada media di Bali. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – PT Pupuk Kaltim mengekspor pupuk urea sebesar 786 ribu ton pada 2018. Ekspor dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi dan penugasan penyaluran pupuk subsidi aman, setelah itu mereka baru diizinkan ekspor.

Demikian disampaikan Staff Pelayanan dan Komunikasi Produk Bambang Setyo, Jumat (3/5), saat sosialisasi Product Knowledge dan Media Tour Tahap II di Aston, Kuta. Ekspor sudah lama dilakukan, karena dilihat dari total produksinya dengan penugasan penyaluran subsidi, ketersediaannya sudah melebihi.

Kapasitas produksi Pupuk Kaltim adalah 3,4 juta ton, sedangkan penugasan penyaluran subsidinya hanya 1,3 juta ton. Sehingga masih ada sisa 2, 1 juta ton.

Baca juga:  Program Merdeka Ekspor Pertanian Dongkrak Nilai Ekspor

Pupuk ini bisa dikomersialkan dalam bentuk ekspor ataupun dipasarkan di domestik. Mengingat wilayah penyaluran pupuk bersubsidi urea Pupuk Kaltim di wilayah Jawa Timur, NTB, NTT, Papua Maluku, kapasitas produksi yang ada mampu memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah kerjanya.

Negara tujuan ekspornya yaitu 67 persen Asia Tenggara, 4 persen Asia Timur, 13 persen Asia Selatan, 4 persen ke Australia, 4 persen ke USA, 4 persen ke Meksiko. “Vietnam, Kamboja rutin mengimpor pupuk, kalau Australia engga rutin,” imbuhnya.

Baca juga:  Sempat Lesu, Ekspor Kerajinan Bambu Sudah Membaik

Selain pupuk urea, Pupuk Kaltim juga memproduksi pupuk NPK. Pupuk NPK terdiri dari NPK blending dan NPK fuse. Pupuk Kaltim juga melakukan riset untuk mengembangkan pupuk hayati. “Saat ini kan ramai dengan isu lingkungan, jadi kita merespon itu dengan memproduksi pupuk hayati,” ungkap pria yang sehari-hari bertugas di Bontang ini.

Pupuk hayati terdiri dari ecofert, bitara dan biodex. Ecofert berbahan baku bakteri dan jamur yang berfungsi menambatkan nitrogen dan mengurai fosfor sehingga penggunaan pupuk kimia lebih efisien.

Baca juga:  Kinerja Ekspor Indonesia Melonjak, Ini Alasannya

Butuh 20 kg pupuk ecofert untuk satu ha lahan dengan tanaman padi, jagung, kedelai dan sayur–sayuran. Pupuk hayati diisi ke lahan sebelum tanah diolah. Pupuk hayati dibiakkan terlebih dahulu baru kemudian ditanami tanaman. “Biotara sama dengan ecofert, tapi biotara biasanya untuk tanah rawa,” tandasnya.

Biodex berfungsi untuk mempercepat pengomposan. Mengingat rumah tangga sedang menggalakkan pembuatan pupuk kompos, maka cocok menggunakan biodex karena pembentukan kompos menjadi singkat, 2-3 minggu sudah berbentuk kompos. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *