SINGARAJA, BALIPOST.com – Seorang pelajar SMP, Komang EA (14) meninggal dunia saat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng. Pelajar asal Dusun Lebah Mantung, Desa Pangkung Paruk ini menunjukkan gejala tertular virus rabies.
Pasien sekitar dua bulan lalu digigit anjing peliharaannya yang berumur antara 1 sampai 2 bulan.
Informasi dikumpulkan Jumat (3/5), pasien sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Pratama Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt. Saat itu, tubuhnya lemas dan tidak bisa berjalan normal.
Bahkan, nafsu makannya semakin menurun. Lantaran penyakitnya belum bisa ditangani, Kamis (2/5), pasien dirujuk ke IGD RSUD Buleleng.
Kondisi pasien yang semakin kritis menyebabkan perawatan dilakukan di ruang isolasi. Tim dokter yang merupakan spseialis saraf dan spesialis anak kemudian melakukan penanganan untuk pasien suspect rabies dan memberi suntikan Vaksin Antirabies (VAR).
Dalam proses penanganan, pasien belum juga keluar dari fase kritis. Bahkan keadaan semakin memburuk sampai akhirnya Jumat (3/5) dini hari, pasien dinyatakan meninggal dunia.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana M.Kes didampingi Humas RSUD Buleleng Ketut Budiantara mengatakan, saat menerima rujukan kondisi pasien sudah menunjukkan tanda-tanda suspect rabies. Kondisi pasien lemas, tidak mampu berjalan seperti lumpuh, dan muntah-muntah.
Selain itu, keterangan dari pihak keluarga menyebut, sebelum jatuh sakit, pasien memiliki riwayat tergigit anjing peliharaannya. Karena sudah berlangsung sekitar dua bulan, luka bekas gigitan pada kaki tidak lagi nampak.
Dari fakta itu, tim dokter menyebut kalau pasien suspect rabies. “Penanganan sudah dilakukan sesuai standar oprasional prosedur (SOP) penanganan pasien suspect rabies dan diberi VAR satu kali. Dalam perawatan di ruang isolasi pasien kodisinya memburuk dan meninggal dunia dan kita nyatakan kasus ini suspect,” katanya.
Sementara itu, orangtua pasien, menceritakan sebelum jatuh sakit, anaknya digigit anjing peliharan. Anjing itu mengigit kedua kaki anaknya.
Selain itu, anjing peliharaan itu juga sempat mengigit tiga orang lainnya. “Tidak menyangka anak anjing yang masih kecil itu menggigit anak dan keponakan kami. Rasanya anjing itu sudah pernah divaksin. Tapi setelah menggigit, anjing itu mati,” katanya.
Awal setelah digigit sampai lukanya sembuh, ia mengutarakan anaknya tidak merasa sakit dan tetap bisa sekolah. “Tapi beberapa hari sebelum saya ajak ke rumah sakit, dia mengeluh sakit dan tidak mau makan dan dirujuk ke RSUD, penyakitnya semakin parah. Saya tidak menyangka, karena gigitan itu membuat anak kami meninggal,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)