MANGUPURA, BALIPOST.com – Kondisi jalan Goa Gong dari arah Jalan Raya Unud, Kecamatan Kuta Selatan, setiap hari berair. Bahkan, air yang bersumber dari saluran drainase di sana, sangat mengganggu pengguna jalan maupun pejalan kaki. Kondisi ini bahkan dikeluhkan warga yang melintas, pasalnya air yang diduga merupakan limbah dari drainase, mengeluarkan bau yang kurang sedap.
Dikonfirmasi, Minggu (5/5) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan mengatakan, terkait permasalahan tersebut, pihaknya akan melakukan pengecekan ke lokasi. Disayangkannya, saat kondisi musim kering seperti ini saja air limbah meluber ke jalan, apalagi saat musim hujan.
Pihaknya akan berkoordinasi denga pihak yang memiliki kewenangan yaitu dinas PUPR Badung. Sementara, untuk sumber bau yang ditimbulkan, tentu itu kaitan limbah. “Untuk sumber limbanya memang kewenangan kami, kami akan cek ke lokasi,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya berjanji akan segera menangani bersama dengan Dinas PUPR. Permasalahan ini kata Eka Mertawan, bisa dikatakan terlambat penanganan. Kalau seandainya ini baru, tentu bisa ditoleransi.
Namun katanya, ini sudah berhari hari seperti itu, tentu menimbulkan ketidaknyamanan. “Kami akan melakukan inspeksi langsung untuk mengetahui sumber limbahnya. Logika saja, kalau drainase untuk saluran air hujan saja, tentu tidak masalah. Namun saat ini kondisi tidak ada hujan, sudah dipastikan ada sumber limbahnya entah dari penduduk atau limbah usaha. Kami akan telusuri,” pungkasnya.
Sementara, dikonfirmasi terpisah, Camat Kuta Selatan, I Made Widiana mengatakan, sebelumnya lokasi tersebut sudah pernah dicek oleh anggota Satpol-PP. Limbah yang terbuang ke jalan itu disinyalir bersumber dari limbah laundry yang tidak mempunyai sumur resapan.
Pihaknya mengaku dari pihak Kecamatan sudah melakukan pembinaan. Dikatakan, untuk tingkat pencemaran tinggi, memang tidak sampai terjadi. Namun dampaknya kalau dibiarkan terus menerus akan mengganggu warga.
Untuk itu, pihaknya akan memanggil khusus pihak pembuang limbah ini. Bahkan akan diberikan SP setelah sebelumnya dilakukan pembinaan. “Sebelumnya memang ada satu usaha laundry, namun kami belum mengetahui apakan ada lagi usaha sejenis yang membuang limbah ke sana,” pungkansya.
Untuk pengadaan saluran drainase, sebelumnya sudah dilakukan pengusulan melalui kelurahan Jimbaran, dua tahun yang lalu. Pihaknya berharap ini bisa segera direalisasikan.
Diakui, terkait topografi tanah, di sana kondisinya naik turun. Sehingga dibutuhkan sistem drainase yang khusus agar bisa mengatasi permasalahan ini. (Yudi Karnaedi/balipost)