Pendidikan yang berbasis budaya merupakan sebuah padanan yang sangat ideal. Untuk itulah Indonesia yang memiliki aneka ragam budaya semestinya sangat merasa beruntung dan berbangga dengan kondisi ini.
Penerapan local genius, local wisdom kepada anak-anak didik membuat mereka nantinya mempunyai dasar kuat dalam konteks pembentukan karakter bangsa. Budaya membuat pendidikan itu semakin humanis. Semakin berkelas dan berderajat tinggi.
Pendidikan tinggi dengan dasar budaya yang kental membuat sosok seseorang akan menjadi jauh lebih punya visi. Punya pemikiran yang luhur dan tidak mudah terombang-ambing. Mereka punya dasar serta karakter lokal yang kuat. Kombinasi idealnya adalah agama, budaya, pendidikan, serta ilmu pengetahuan.
Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau yang sangat kaya akan budaya. Mereka menjiwai segenap lika-liku kehidupan masyarakat setempat. Ini semacam modal dasar yang sangat mahal. Jangan disia-siakan. Masukkan itu ke dalam kurikulum tambahan. Muatan lokal akan sangat berguna. Semakin berguna kalau itu dipraktikkan.
Sangat berpengaruh terhadap perjalanan bangsa ini ke depan. Sebab, budaya daerah itu hampir semua adiluhung. Hampir semua mengagungkan rasa universalisme. Egalitarian dan ini yang lebih penting kebanyakan dijiwai semangat spiritual.
Ini yang jarang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Pendidikan yang humanis, humaniora membuat manusia semakin bermartabat, sadar dan semakin sadar dirinya berada dalam pusaran kehidupan bersama makhluk lainnya.
Bali hanyalah satu contoh di mana pendekatan budaya memasuki setiap denyut napas kehidupan masyarakatnya. Dengan kontak yang lebih sering dengan masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda, maka pembekalan budaya itu mesti lebih intens.
Begitu juga dengan daerah lain, meskipun intensitas bersentuhan dengan budaya asing relatif lebih jarang, maka setidaknya hal itu merupakan suatu kelebihan yang mesti dimanfaatkan. Budaya membuat manusia lebih humanis dalam memandang lingkungan di sekelilingnya.
Yang jelas, Bali yang dikenal dengan budayanya yang kental di setiap sudutnya harus membangun dan mengembangkan karakter budaya ini kepada generasinya. Tentu ada banyak pihak yang harus dilibatkan.
Pengembangan budaya berbasis sekolah tak serta merta peran pihak lain menjadi menipis. Justru peran lingkungan dan tokoh masyarakat adat dan budayawan, serta semua elemen harus dioptimalkan. Setidaknya, pencapaian target pengembangan budaya dan pewarisannya agar jelas-jelas terkoneksi dengan sasaran yang ingin dicapai.
Kita pahami bersama bahwa peran budaya sungguh sangat memengaruhi pembangunan daerah, bahkan bangsa ini. Pembangunan generasi muda bangsa lewat pendidikan hendaknya mencakup nilai-nilai kehidupan yang melandasi sebuah tatanan kehidupan masyarakat.
Bali harus tumbuh dan tetap mampu sebagai salah satu contoh keberhasilan masyarakat Indonesia dalam membangun kehidupan sehari-hari yang berdasarkan nilai budaya dan tradisi masyarakatnya.