NEGARA, BALIPOST.com – Jembatan di Desa Penyaringan yang putus akibat bencana banjir bandang pada Desember 2018 hingga saat ini belum mendapat penanganan. Karena belum adanya penanganan, warga banyak yang kecele.
Bahkan, ada informasi sebuah mobil jatuh ke Sungai Penyaringan, Minggu (12/5) sore karena mengira jembatan itu sudah ditangani. Dilihat dari jauh, baik arah Tegalcangkring maupun Penyaringan, jembatan yang menghubungkan dua desa itu, tak tampak putus. Karena jembatan tersebut cukup panjang dan lebar.
Jika sudah mendekati ujung, baru disadari kalau jembatan tersebut masih putus. “Saya saja dan istri tadi sempat kecele. Saya kira jembatan sudah ditangani ternyata belum. Ya terpaksa balik arah tadi,” kata Erdi seorang warga Negara, Minggu (12/5).
Sementara itu, sejumlah warga Munduk Anyar, Kelurahan Tegalcangkring mengharapkan agar jembatan segera ditangani. Sebab, jalan itu merupakan jalur alternatif. Jika ke jalan utama memutar sangat jauh.
Sementara untuk mengindari dampak terjangan banjir di Tukad Biluk Poh seperti sebelumnya, konstruksi jembatan dibuat beton pratekan. Selain itu tinggi jembatan juga akan naik satu meter dari tinggi sebelumnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jembrana, I Wayan Darwin belum lama ini mengatakan terkait jembatan yang sempat putus akibat bencana banjir bandang di Penyaringan ini akan dibangun tahun ini dengan dana bersumber dari APBD induk. Selain jembatan, perbaikan terowongan saluran irigasi di Penyaringan juga menjadi prioritas pembangunan pascabencana.
Menurutnya kedua konstruksi, baik jembatan maupun terowongan, menjadi prioritas melihat fungsinya bagi masyarakat. Khusus jembatan, Dinas sudah membuat gambar yang nantinya dirancang lebih tinggi satu meter dari jembatan sebelumnya. Selain itu, konstruksi jembatan juga akan dibuat beton pratekan seperti di jalan jembatan shortcut di Tabanan. (kmb/denpost)