Sebagai rakyat Bali, saya merasakan gebrakan Bali era baru benar-benar bermuara pada terjaganya budaya Bali. Terlebih kini, Gubernur Bali Wayan Koster mengemukakan gagasan untuk membangun pusat kebudayaan di Klungkung, di kawasan Gunaksa.
Gagasan ini tentu perlu disosialisasikan baik dari tata ruang dan menu sajian yang akan dituangkan dalam kawasan pusat budaya Bali ini. Intinya, saya sebagai penduduk Bali mendukung dilakukan terobosan yang jelas untuk memberikan ruang berkreasi yang memadai bagi seniman dan generasi muda Bali.
Jika memungkinkan, pusat budaya ini tak hanya terbatas sebagai bangunan fisik. Di sekitar kawasan harus dibangun semacam Bali mini dengan berbagai kekayaan hayatinya. Misalnya di kawasan ini nantinya bisa ditemukan tanaman-tanaman khas Bali, seperti pohon badung, sukun, timbul, dan sentul. Atau bisa juga ada tanaman upakara yang menjadi kebutuhan umat dalam melakukan kegiatan ritualnya.
Selain itu, di kawasan ini juga diharapkan bisa ditemukan sapi Bali, burung jalak Bali dan berbagai satwa asli Bali yang nyaris punah. Kerinduan adanya kawasan yang nyaman dan menjadi ikon Bali ke depan ini mudah-mudahan bisa diwujudkan pada Bali era baru ini.
Saya sebagai krama Bali sangat menghargai dan mendukung lahirnya pemikiran dan gagasan membangun pusat budaya Bali. Sebagai sebuah langkah awal, gagasan tentu sangat penting artinya bagi Bali, ketimbang kita tak pernah berbuat langkah yang jelas untuk mengawal Bali.
Saya juga optimis hal ini bisa dijabarkan sepanjang ada gerakan bersama dari semua pihak. Saya juga sempat membaca di harian Bali Post kalau gagasan pembuatan pusat budaya Bali ini didukung maestro patung Nyoman Nuarta. Terlebih Presiden RI juga sudah menjanjikan bantuan untuk mewujudkan hal ini. Mudahan-mudahan semua berpikiran jernih dan mendukung langkah-langkah positif untuk membangun Bali.
I Wayan Arsana
Gianyar, Bali