Saya membaca harian Bali Post, Jumat (10/5), dan nama-nama calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang lolos telah diplenokan. Ini menarik saya sikapi, mengingat banyak suara pemilih yang akhirnya gagal terwakilkan di Senayan. Jika suara DPD yang lolos dihitung berdasarkan perolehan suara calon yang lolos hanya sekitar 1,35 jutaan suara, itu berarti ada sekitar 1,15 juta pemilih di Bali yang suaranya tersebar ke sejumlah calon lainnya.
Data yang disajikan menyebutkan ada 2,5 juta suara sah yang masuk KPU. Itu artinya ada 1,3 juta suara lainnya menyebar ke sejumlah calon DPD namun dukungan ini gagal memiliki wakil ke Senayan.
Mungkin yang perlu dipertimbangkan ke depan adalah perlunya pembatasan calon DPD jika hanya empat calon yang akan direkomendasikan. Selebihnya, saya berharap calon-calon DPD yang belum beruntung mewakili rakyat Bali ke Senayan jangan berkecil hati. Masih ada kesempatan lima tahun lagi.
Namun, perhitungan secara cermat dan membangun komunikasi politik harus dilakukan. Jangan merasa diri bisa dan berpeluang lolos tanpa perhitungan yang lebih terukur. Artinya, pemetaan dukungan pemilih harus disiapkan sejak awal dan lebih matang, agar dukungan pemilih yang dialamatkan kepada para calon yang belum beruntung ke Senayan tak sia-sia.
Selebihnya, saya berharap para calon DPD yang lolos melakukan gebrakan yang lebih jelas. Biasanya calon yang lolos terlalu asyik menghabiskan lima tahun waktunya dengan kegiatannya masing-masing.
Bahkan sejak tiga periode sebelumnya ada anggota DPD yang nyaris tak pernah terdengar menyerap aspirasi krama Bali, dan tak pernah menawarkan solusi yang jelas terhadap permasalahan Bali. Untuk menghindarkan kekecewaan publik kepada calon terpilih, maka kinerja DPD harus lebih jelas dan terukur. Rakyat juga harus berani bersuara mempertanyakan kinerja wakilnya di Senayan.
I Putu Trinatha
Gianyar, Bali