Dua wisatawan mancanegara berusaha swafoto dengan seekor monyet di Monkey Forest, Gianyar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kementerian Kesehatan RI mendapatkan notifikasi dari WHO bahwa ada satu kasus cacar monyet (monkeypox) yang terjadi di Singapura. Penyakit itu menyerang seorang warga negara Nigeria. Orang ini pun dikonfirmasi positif menderita monkeypox.

Dirjen P2P Kementerian Kesehatan dr. Anung Sugihantono menerangkan, penyakit ini sudah lama dikenal yaitu sejak 1970-an di Afrika. Monkeypox sebagian mengarah kepada self limiting deseases yang artinya penderita bisa kembali normal dalam kurun waktu tertentu jika daya tahan tubuhnya baik. “Tapi sekarang WHO mengidentifikasi, mengingatkan bahwa penyakit ini menular,” ungkapnya saat Peringatan Hari Malaria Sedunia di Kertalangu, Denpasar, Senin (13/5).

Baca juga:  WHO Kembali Ingatkan Fase Baru dan Berbahaya dari Pandemi COVID-19

Meski sampai saat ini diketahui penularannya hanya dari hewan ke manusia, WHO meminta mewaspadai penularannya dari manusia ke manusia. “Itulah sebabnya kemudian Singapura memeriksa orang–orang yang kontak dengan satu orang kasus ini,” ungkapnya.

Sebanyak 29 orang yang kontak dengan penderita positif monkeypox diperiksa. Sampai saat ini tidak ada penemuan kasus di Singapura dari kontak tersebut. “Sejak kasus itu dinotifikasi okeh Kemenkes Singapura dan memberitahukan kepada kami, kami mengingatkan kembali pada teman–teman di kantor kesehatan pelabuhan untuk melakukan upaya–upaya pencegahan serta penemuan kasus dan pengamatan secara terus-menerus di pintu–pintu masuk,” bebernya.

Baca juga:  24 Kasus Cacar Monyet Semua Laki-Laki Bergejala Ringan

Pihaknya fokus pada pintu masuk yang berdekatan dengan Singapura yaitu di Batam, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, karena masuknya sangat banyak di sana. “Bukan hanya itu, warga negara Nigeria yang ada di Indonesia dalam rangka belanja dan membeli sesuatu untuk dibawa ke negaranya cukup banyak. Oleh karena itu, Bandara Soekarno-Hatta, Tanjung Priok dan pintu masuk lain juga kita lakukan pengamatan dan penjagaan,” tandansya. Sampai hari ini tidak ditemukan kasus itu dan pemberitaan mengenai hal itu juga tidak ada di Indonesia. (Maya/balipost)

Baca juga:  Tim Wasev Pusat TMMD Kunjungi Desa Nyanglan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *